Aa Gym: Belajar Hikmah Kematian dari Kambing

DAARUTTAUHIID.ORGAda nasihat tentang kematian dari hewan kambing, kedengarannya agak lucu tapi ada hikmah dari proses kematian atau penyembelihan kambing. Ketika Iduladha puluhan kambing yang akan dipotong secara bergilir sesuai dengan antrian.

Kambing pertama disembelih sambil dilihati oleh kambing yang lain, tapi kambing yang lain merasa ‘bodo amat’ sambil menguyah makanan dalam mulutnya, dalam hati kambing cuman bilang “kasihan ya dia meninggal disembelih.”

Kambing lain merasa ia tidak akan disembelih, padahal tinggal menunggu giliran saja. Itulah kambing mau disembelih saja merasa tenang.

Berapa banyak manusia seperti kambing ketika orang lain meninggal dunia? Seharusnya saat ada orang lain meninggal ia jadikan ibroh buat diri sendiri.

Mendengar ada orang lain meninggal langsung dijadikan sebagai renungan, setelah orang lain pasti nanti akan menjadi giliran kita. Sehingga memotivasi kita untuk taubat dan banyak beramal sholeh.

Setiap peristiwa kematian yang dilihat harus dijadikan pelajaran bagi kita untuk mempersiapkan kematian, boleh jadi setelah itu menjadi giliran kita, tidak ada yang menjamin kehidupan lebih lama. Kalau sudah ajalnya pasti datang kapan saja.

Ajal bisa datang kapan saja. Kita tak akan pernah tahu kapan maut akan datang menjemput. Kapan, di mana dan sedang apa kita meninggal hanya Alloh Ta’ala yang mengetahui.

Mengingatkan kita jangan menyia-nyiakan umur kita. Jangan menyia-nyiakan kesempatan hidup dan kesehatan kita untuk selalu beribadah dan berbuat.

Kita sebagai manusia untuk selalu siap ‘pulang’ kapan pun, jangan menunda kewajiban, jangan menunda taubat, jangan menyia-nyiakan kebersamaan.

Selain itu jangan mengisi waktu dengan hal-hal buruk, cukup yang baik-baik saja supaya ketika mati semoga mati dalam keadaan baik.

Jangan menunda kewajiban, jangan menunda taubat, jangan menyia-nyiakan kebersamaan bersama keluarga, teman atau yang lainnya.

Kebaikan apa yang bisa kita lakukan maka lakukanlah karena ini akan menjadi tabungan diri sendiri.

Mulai melatih diri untuk memperbanyak berbuat kebaikan yang rahasia cukup Alloh yang mengetahuinya. Wallahu a’lam bishowab. (KH. Abdullah Gymnastiar)

Redaktur: Wahid Ikhwan


DAARUTTAUHIID.ORG