Aa Gym: Jadikan Diri Kita Orang yang Bersahaja
DAARUTTAUHIID.ORG — Fokuslah hidup dengan membangun dirinya sendiri. Paling tidak memiliki daya tahan pribadi terlebih dahulu. Karenanya sebelum ia memperbaiki orang lain dan di sekitarnya minimal dia mengetahui kekurangan dirinya.
Jangan sampai kita kita hanya sibuk dengan kekurangan orang lain tapi malah lupa dengan kekurangan sendiri.
Jangan sampai kita bersembunyi dibalik topeng, jas, dasi dan merk. Sekarang mulailah dengan membuat kita berani jujur kepada diri sendiri.
Mengapa seperti itu? Karena seorang tidak akan bisa memperbaiki keluarganya, kalau ia tidak bisa memperbaiki dirinya sendiri.
Jangan mengharap memperbaiki keluarga kalau memperbaiki diri sendiri saja belum mampu. Bagaimana berani memperbaiki diri, jika tidak mengetahui apa yang mesti diperbaiki.
kalau mau egois, egois dalam memperbaiki diri dahulu, sebab kita tidak akan bisa memperbaiki orang lain kalau diri sendiri saja tidak terperbaiki.
Seorang mubalig akan terkesan omong kosong, apa bila ia berbicara tentang orang lain untuk memperbaiki diri sedangkan ia sendiri tidak benar.
Dalam Al-Qur’an disebutkan, “Sangat besar kemurkaan Allah terhadap orang berkata yang tidak diperbuatnya.”
Mudah-mudahan dengan kegigihan memperbaiki diri nantinya daya tahan rumah mulai membaik. Kalau sudah daya tahan rumah membaik insyaAllah, kita bisa berbuat banyak untuk bangsa kita ini. Mudah-mudahan nanti setiap rumah tangga visinya tentang hidup ini menjadi baik.
Kemudian pertanyaan selanjutnya ialah mau dibawa kemana rumah tangga kita ini, apakah mau bermewah-mewahan, mau pamer bangunan dan kendaraan atau rumah tangga kita ini adalah rumah tangga yang punya kepribadian yang nantinya akan menjadi nyaman.
Jangan sampai rumah tangga kita ini menjadi rumah tangga yang hubuddunya, karena semua penyakit akarnya dari cinta dunia ini. Orang sekarang menyebutnya materialistis.
Bukan berarti kita harus hidup miskin. Nanti akan terjadi suasana di rumah tidak goyah, lebih sabar, melihat dunia menjadi tidak ada apa-apanya dan tidak sombong.
Lihat kembali rumus ‘tukang parkir’, ia punya mobil tidak sombong, mobilnya ganti-ganti tidak takabur, diambil satu persatu sampai habis tidak sakit hati. Mengapa? karena tukang parkir tidak merasa memiliki hanya dititipkan sebentar saja.
Kalau melihat orang kaya biasa saja, tidak perlu silau dengan dunia karena sama saja kita cuma menumpang di dunia ini, jadi tidak perlu menjilat sana sini, apa lagi kepada atasan tidak perlu merasa minder. (KH. Abdullah Gymnastiar)
Redaktur: Wahid Ikhwan