Aa Gym: Manusia Punya 3 Keinginan, Tapi Siapa yang Bisa Mewujudkannya?
DAARUTTAUHIID.ORG | Salah satu keperluan kita sebagai manusia ialah ingin hidup bahagia. Kedua kita ingin hidup mulia dan tidak ingin terhina. Ketiga kita ingin selamat, tidak ada yang ingin hidup bahagia tapi tidak selamat. Selamat yang dimaksud ialah selamat dunia dan akhirat.
Pertanyaannya ialah siapa yang bisa menggenggam tiga keinginan diatas? Maka jawabannya ialah Alloh Ta’ala. Hanya Alloh yang mampu memberikan tiga keinginan tersebut kepada kita.
Ketahuilah bahwa kita mutlak adalah ciptaan Alloh Ta’ala, sehingga yang paling tahu keperluan kita adalah Alloh juga. Tidak ada yang lebih tahu tentang diri selain Alloh, kerena Alloh yang mendesain bentuk tubuh ini. Alloh yang menciptakan dan mengurus segala keperluan tubuh kita.
Alloh yang lebih tahu keperluan kita, maka Alloh juga yang akan memenuhi keperluan kita. Pertanyaannya adalah apakah kita sudah termasuk hamba yang layak dipenuhi segala keperluannya. Jadi kalau kita punya keperluan, maka lapor ke Alloh keperluan kita.
Pertanyaan selanjutnya ialah apakah kita merasa yakin kepada Alloh? Yakin bahwa Alloh pasti mengurus keperluan kita. Yakin bahwa hanya Alloh yang mampu membahagiakan dan kita bisa juga celaka atas izin Alloh Ta’ala.
Kita harus yakin bahwa semua yang ada dalam semesta ini adalah milk dan dalam kekuasan Alloh Ta’ala, maka kita juga harus yakin bahwa seseorang tidak mampu memberi manfaat kepada kita tanpa seizin Alloh Ta’ala.
Kalau kita ingin dipuji oleh Alloh Ta’ala, namu kalau Alloh tidak mengizinkan orang lain untuk memuji kita, maka hal itu tidak akan pernah terjadi. Kita ingin diberi, tapi kalau Alloh tidak menggerakan orang untuk memberi maka tidak ada ada orang yang akan memberi.
Begitu juga kalau kita punya dagangan, orang lain tidak akan pernah membeli kalau Alloh tidak menggerak orang lain untuk membeli. Jadi kalau mau berbuat ke orang lain bukan karena dagangan kita dibeli, akan tetapi kita percaya bahwa Alloh Maha Baik dan mencintai kebaikan.
Kita berbuat baik kepada orang lain karena menganggap bahwa setiap kebaikan adalah ibadah yang akan menjadi timbangan amalan kebaikan. Semoga kita senantiasa diistiqomahkan dalam kebaikan. (KH. Abdullah Gymnastiar)