Aa Gym: Siapa Orang yang Tidak Merugi Dalam Islam?

DAARUTTAUHIID.ORG | Dalam perspektif Islam pada dasarnya manusia itu berada dalam kerugian. Baik orang yang rugi di dunia maupun rugi di akhirar, kecuali orang-orang disebut atau dikategorikan oleh Alloh Ta’ala yang termaktum dalam Surat Al-Ashr, di antaranya ialah:

Pertama, adalah orang-orang yang beriman. Sehebat apapun sesuatu yang kita lakukan jika tak beriman pasti kita termasuk orang yang rugi, karena yang dilakukan tidak disandarkan keyakinan kepada Alloh.

Orang yang yakin ke Allah tidak takut soal rezeki karena sudah dijamin oleh Alloh bahkan sejak kita di berada dalam kandungan ibu.  Namun, merasa takutlah jika kita tidak jujur, menjadi koruptor, dan bertindak hal-hal buruk lainnya. Maka perlu memupuk iman.

Kedua, orang senantiasa melakukan amal saleh. Amal shaleh yang dilakukan seseorang yang akan dibawa pasca kehidupan di dunia. Namun kunci amal shaleh yang perlu diingat ialah ikhlas. Ciri-ciri orang yang kurang ikhlas itu sering merasa sakit hati dengan perkataan orang lain.

Dimanapun kita berada untuk beramal shaleh dengan niat ikhlas dan dengan cara yang benar. Amal shaleh bisa dilakukan dari hal-hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya, merapikan keset kaki di masjid yang miring letaknya.

Ketiga, memahami, melakukan, dan mendakwahkan kebenaran. Pahamilah orang-orang yang disekitar, kemudian berdakwahlah dengan cara lemah lembut, tegas, tapi santun.

Keempat, ialah sabar menahan dan mengendalikan diri dari sikap hal-hal yang buruk. Semua kerusakan bermula dari ketidakmampuan menahan diri. Latihlah kesabaran denga salat dan sedekah.

Kita harus menyakini bahwa tidak ada satupun musibah yang menimpa seorang kecuali dengan izin Alloh Ta’ala. Di baliknya pasti ada kebaikan dan hikmah yang sedang Allah siapkan.

Begitu banyak kesalahan dan dosa yang kita lakukan terhadap orang lain, sampai-sampai kita tidak menyadari bahwa pahala kita akan habis. Setelah pahala kita habis, namun masih banyak orang yang berdatangan untuk menuntut kepada kita atas kesalahan yang pernah dilakukan kepada orang tersebut. (Abdullah Gymnastiar)