Aa Gym: Tugas Kita Hanya Mengabdi

DAARUTTAUHIID.ORG | Dalam Islam manusia ditempatkan sebagai mahkluk yang banyak memberi manfaat. Hidup manusia akan bernilai jika banyak memberi manfaat kepada orang lain, dan mereka adalah sebaik-baik manusia.

Hal ini sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad menyampaikan bahwa Rosullulah Shalallahu alaihi wasallam bersabda yang bunyinya ”Khoirunnas anfauhum linnas”.

Artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”

Sebagai makhluk ciptaan Alloh Ta’ala, manusia dianjurkan untuk selalu menebar kebaikan dan saling membantu terhadap sesama sesuai hadist diatas, yang maknanya yaitu saat kita melakukan kebaikan kepada orang lain.

Kebaikan-kebaikan yang kita lakukan merupakan bentuk pengabdian kepada Allah, artinya bahwa dalam hidup ini kita mengabdi kepada Allah Ta’ala dan kepada sesama manusia disebut dengan berkhidmat.

Sebagaimana termaktub dalam bacaan sholat kita 5 kali sehari dan disebut juga dalam Al-Qur’an Surat Al-An’am Ayat 162 yang bunyinya:

“Inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahirabbil alamin adalah petikan doa iftitah yang mengandung arti “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”.

Bacaan di atas bermakna bahwa seluruh hidup manusia, bahkan kematiannya, adalah hanya untuk Allah semata, Tuhan sekalian alam. Manusia hidup untuk mengabdikan segenap jiwa, raga, perasaan, pikiran, dan hatinya kepada Allah Subnallahu wata’ala dan perintahnya.

Jadi segala amal dan aktifitas yang kita lakukan seperti, berbakti kepada kedua orang tua, menolong orang lain, membuang sampah pada tempatnya, ibadah sholat, dan apapun aktifitasnya harus Lillahi Ta’ala. Kalau kita meniatkannya karena Allah maka hal tersebut akan dianggap sebagai pengabdian, jika tidak maka akan sia-sia.

Jangan mengerjakan sebuah sebuah amalan hanya karena ingin mendapatkan pujian dari orang lain, kalua amalan tidak dialamatkan kepada Alloh Ta’ala maka amalan tersebut tidak akan bernilai apa-apa Allog Ta’ala.

Untuk apa sebenarnya kita dipuji oleh orang lain? Pujian itu hanya getaran udara yang merambat di telinga, kita kalau dipuji orang anggap saja itu sesuatu yang biasa saja dan jangan dijadikan sebagai tujuan maupun cita-cita.

Oleh karenanya, kita harus senantiasa menanamkan ajaran tersebut di benak kita dan mengamalkan hadist yang disebutkan diatas dalam kehidupan sehari-hari, agar segala kebaikannya menjadi bentuk pengabdian kepada Alloh. (KH. Abdullah Gymnastiar)