Bagaimana Cara Kita Menghargai Pilihan Agama Orang Lain?
DAARUTTAUHIID.ORG | Di tengah keberagaman Indonesia, perbedaan agama adalah kenyataan yang tidak bisa dihindari. Keberagaman ini bukan untuk dijadikan alasan perpecahan, melainkan sebagai peluang untuk saling belajar, bekerja sama, dan hidup berdampingan dalam harmoni.
Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam) telah mengajarkan umatnya untuk menghargai dan berbuat baik kepada semua orang, termasuk mereka yang berbeda keyakinan. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an bahwa perbedaan iman adalah bagian dari ketetapan Allah:
“Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.” (QS. Al-Kafirun: 6)
Ayat ini menunjukkan sikap tegas dalam menjaga keyakinan, namun tetap memberikan ruang kebebasan bagi orang lain untuk memeluk agamanya. Selain itu, Allah memerintahkan untuk bersikap adil kepada siapa pun, tanpa membedakan agama:
“Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama…” (QS. Al-Mumtahanah: 8)
Ayat ini menegaskan bahwa perbedaan keyakinan tidak boleh menjadi penghalang untuk berbuat baik. Nabi memberi teladan melalui Piagam Madinah, yang mengatur kehidupan damai antara umat Islam, Yahudi, dan kelompok lainnya di Madinah.
Adapun Cara dalam Menghargai keyakinan orang lain, caranya yaitu:
Pertama, Menghormati Keyakinan Mereka
Menghormati bukan berarti menyetujui ajaran agama lain, tetapi mengakui hak mereka untuk beribadah sesuai keyakinan masing-masing. Contoh nyata adalah tidak mengganggu kegiatan ibadah agama lain dan menjaga sikap ketika berada di tempat ibadah mereka.
Kedua, Menjalin Silaturahmi dan Kerja Sama
Umat beragama dapat bekerja sama dalam urusan kemanusiaan, seperti penanggulangan bencana, menjaga lingkungan, atau membantu fakir miskin, tanpa mencampuradukkan ajaran agama. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam sendiri pernah bekerja sama dengan non-Muslim dalam hal kebaikan, seperti dalam perjanjian Hubaibiyah.
Ketiga, Menjaga Ucapan dan Perilaku
Menghargai perbedaan agama juga berarti menghindari ucapan yang merendahkan keyakinan orang lain. Al-Qur’an mengingatkan:
“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan…” (QS. Al-An’am: 108)
Keempat, Menunjukkan Akhlak yang Baik
Akhlak mulia menjadi bahasa universal yang dapat dipahami semua orang. Bersikap ramah, menepati janji, dan membantu tanpa membeda-bedakan keyakinan adalah wujud nyata penghargaan.
Kelima, Menghormati Perayaan Keagamaan Mereka dengan Bijak
Walaupun tidak ikut serta dalam ritual keagamaan agama lain, kita dapat menunjukkan sikap toleran dengan memberi ucapan selamat yang tidak mengandung unsur pengakuan terhadap ajaran agamanya, atau sekadar menjaga hubungan baik di masyarakat.
Contohnya ialah di Sekolah Guru dan siswa dari berbagai agama bisa bekerja sama dalam kegiatan sosial tanpa membahas perbedaan teologis. Di Lingkungan Tetangga: Ketika ada perayaan keagamaan, kita bisa membantu menjaga keamanan atau parkir, tanpa terlibat dalam ibadahnya.
Menghargai orang yang berbeda agama adalah cerminan akhlak mulia dan wujud nyata dari ajaran Islam yang damai. Sikap ini tidak hanya mempererat hubungan sosial. Saling menghormati, kita dapat membangun masyarakat yang rukun, damai, dan saling mendukung dalam kebaikan.