Bagaimana Islam Memandang ‘Liburan’

DAARUTTAUHIID.ORGSetiap akhir pekan atau hari libur banyak orang menggunakan waktunya untuk melakukan kegiatan liburan atau dikenal juga dengan istilah piknik, baik bersama keluarga ataupun teman-teman.

Pada dasarnya hukum piknik, berlibur, atau berwisata dalam Islam merupakan sesuatu yang diperbolehkan. Selama niat dan caranya benar serta tidak melanggar syariat Allah.

Hal tersebut juga tercantum dalam Al Quran Surat Ali Imran ayat 137 yang menerangkan bahwa:

قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ سُنَنٌۙ فَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ

“Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).”

Berlibur atau refresing juga perlu untuk sejenak terlepas dari masalah dan beban pikiran sehari-hari. Sebab, hal tersebut memang mampu memberikan hiburan tersendiri.

Nabi Muhammad juga menganjurkan berlibur untuk memperhatikan tubuh kita, baik mata dan tubuh lainnya.

Oleh karena itu, dengan berlibur melepas penat baik sendiri atau bersama keluarga merupakan hal yang bagus untuk memperhatikan atau menjaga tubuh.

Berdasarkan hal itu, tidak keliru jika ditegaskan bahwa agama menganjurkan setiap orang untuk menyisihkan sebagin masa hidupnya, tenaganya, pikiran, dan uangnya untuk berwisata.

Salah satu aktivitas piknik yang bisa dilakukan adalah mengunjungi tempat wisata. Wisata dalam konsep Islam harus meningkatkan keimanan dengan menafakuri kebesaran Allah Ta’ala.

Bahkan dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menegaskan: 

“Sesunguhnya wisatanya umatku adalah berjihad di jalan Allah.” (HR. Abu Daud).

Dalam pemahaman Islam, wisata juga dikaitkan dengan ilmu dan pengetahuan. Pada masa permulaan Islam, telah ada perjalanan sangat agung dengan tujuan mencari ilmu dan menyebarkannya. 

Di antara maksud wisata dalam Islam adalah mengambil pelajaran dan peringatan. Dalam Al-Qur’an terdapat perintah untuk berjalan di muka bumi di beberapa tempat.

“Katakanlah: ‘Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.” (QS. Al-An’am: 11).

Dalam ayat lain, “Katakanlah: ‘Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa.” (QS. An-Naml: 69).

Di antara maksud mulia dari wisata dalam Islam adalah berdakwah. Itulah tugas para Rasul dan para Nabi juga orang-orang setelah mereka dari kalangan para sahabat. 

Terakhir, dari pemahaman wisata dalam Islam adalah safar (bepergian) untuk merenungi keindahan ciptaan Allah Ta’ala, menikmati indahnya alam nan agung.

Hal tersebut sebagai pendorong jiwa manusia guna menguatkan keimanan terhadap keesaan Allah dan memotivasi menunaikan kewajiban hidup. Wallahu a’lam bishowab. (Arga)

Redaktur: Wahid Ikhwan


DAARUTTAUHIID.ORG