Dari Fasad hingga Bencana Merupakan Akibat Perilaku Manusia

DAARUTTAUHIID.ORG | Al-Qur’an menegaskan bahwa seluruh jagat raya langit, bumi, dan apa pun yang ada di dalamnya sepenuhnya merupakan milik Allah Ta’ala.

Kepemilikan mutlak ini ditegaskan dalam firman-Nya bahwa segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tersembunyi di dalam hati manusia, berada dalam pengetahuan dan perhitungan Allah. Dia berhak memberi ampunan kepada siapa yang Dia kehendaki dan menjatuhkan azab kepada siapa yang Dia kehendaki, karena Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

Sebagai khalifah di bumi, manusia dituntut untuk menjalankan prinsip-prinsip dasar Islam agar kehidupan di bumi tetap terjaga dan lestari. Salah satunya ialah larangan untuk melakukan kerusakan setelah bumi diciptakan dalam keadaan baik dan seimbang.

Kerusakan yang dimaksud tidak hanya berkaitan dengan alam secara fisik, tetapi juga mencakup kerusakan moral dan sosial. Setiap bentuk maksiat, seperti perzinaan, minuman keras, pencurian, pembunuhan, hingga penyalahgunaan kekuasaan yang melahirkan kezaliman, termasuk dalam kategori perusakan.

Ketika manusia bertindak sewenang-wenang dan melampaui batas, maka kehancuran akan meluas di berbagai lini kehidupan. Kata “thagha” yang berarti melampaui batas selalu beriringan dengan “fasad” atau kerusakan. Hal sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Ta’ala:

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS ar-Rum: 41).

Ini menegaskan bahwa sikap berlebihan baik dalam ambisi, kekuasaan, maupun eksploitasi akan berdampak buruk, tidak hanya bagi individu, tetapi juga bagi masyarakat dan lingkungan secara keseluruhan.

Berbagai bencana alam yang terjadi di banyak tempat sejatinya tidak dapat dipandang semata-mata sebagai peristiwa alamiah. Longsor, banjir, dan kerusakan ekosistem kerap berakar dari perilaku manusia yang abai terhadap keseimbangan alam, seperti penggundulan hutan secara masif, penambangan tanpa kendali, serta eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.

Al-Qur’an dengan tegas menyebutkan bahwa kerusakan di darat dan laut muncul akibat perbuatan manusia sendiri. Allah memperlihatkan sebagian dampak dari perbuatan tersebut agar manusia menyadari kesalahannya dan kembali ke jalan yang benar.

Padahal, jika diperhatikan dengan saksama, ciptaan Allah pada hakikatnya tersusun rapi, akan tetapi ketidakseimbangan baru terjadi ketika tangan-tangan manusia yang digerakkan oleh hawa nafsu, keserakahan, dan ambisi kekuasaan mulai merusak tatanan tersebut.

Ketahuilah bahwa setiap bencana yang menimpa bukan sekadar peringatan, melainkan cermin atas perilaku manusia sendiri.