Guru menginspirasi datang dari hati dan memberikan pencerahan….

(Disadur dari materi Seminar Nasional, “Pendidikan Karakter di Era Digital”, BpK. H. Anies Rasyid Baswedan, Ph.D oleh Ade Karwati, S.IP)

Guru ibarat seperti cahaya yang membawa aura yang bagus karena terus bergerak dan tidak konstan. Keadaan tidak konstan ini karena dipengaruhi oleh interaksi yang terus menerus dilakukan oleh para guru dalam mengemban tugasnya. Bahkan saat menjadi guru, sebuah pembelajaran dapat dilakukan tanpa harus ada kelas di dalamnya. Dan pembelajaran pun terjadi.  Tantangan di era digital bagi guru saripatinya adalah terletak pada sejauh mana interaksi antar manusianya dilakukan dalam pembelajaran tersebut. Sehingga berbicara abad atau era apa pun; abad 19, abad 20 atau abad 21 maka hal terpenting dalam setiap pergantian waktu adalah faktor interaksi manusianya. Dan pemikiran ini harus menjadikan sekolah sekolah islam khususnya untuk dapat merevolusi baik, guru, sarana, dan aspek lainnya yang dapat mewujudkan sebuah prestasi atau cita-cita bersama. Prestasi bersama ini yang dinamakan dengan kolaborasi. Dari kolaborasi ini akan muncul terobosan terobosan baru untuk meningkatkan kemampuan belajar para guru. Sehingga lahirlah para guru pembelajar yang memiliki karakter dan dapat mengambil hikmah pelajaran) sekalipun dalam kondisi pembelajaran yang tidak terstruktur.

Dengan berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat . Dalam dunia pendidikan jarang sekali dikaji bagaimana mengembalikan ruh guru sebagai seorang pembelajar. Sejatinya, ada sosok sosok guru yang memang tidak bisa tergantikan sekalipun oleh teknologi. Sebaliknya, guru yang dapat digantikan yaitu guru yang repetitive dan mekanistik. Sedangkan guru yang menginspirasi datang dari hati dan memberikan pencerahan. Sosok ini tidak akan tergantikan dan akan selalu diingat karena menyenangkan dan menginspirasi. Just One of Inspiring.

Pertanyaannya, “Apakah setiap kehadiran kita sebagai seorang guru datang ke kelas membawa kebaharuan terus?”. Ada saatnya kebaharuan itu muncul dari sikap kreatif yang di dalamnya terdapat keberanian. Sebagai salah satu contoh adalah setiap satu minggu 1 sekali ruang kelas diubah menjadi ruangan ruangan seperti baru, diubah dengan tidak menggunakan meja, dan kondisi kondisi lainnya yang itu tidak bisa ditebak oleh siswa sebelumnya. Kemampuan melihat peluang akan memunculkan kebaharuan ”Outside the box. Yaitu pemikiran pemikiran kreatif yang dibangun diluar sebuah hal yang biasa namun pada akhirnya kemajuan peradaban dan masa depan dibangun dari pemikiran pemikiran yang awalnya outside the box.

Dalam proses pembelajaran beliau menyampaikan juga terkait guru menginspirasi adalah sering seringlah memberikan dongeng kepada anak yang di dalamnya ada cerita cerita yang menempel pada pikirannya, perkataannya hingga kelak perbuatannya. Hingga tumbuh pembiasan dan terlahir akhlak yang baik.

Dari paparan di atas, maka 6 point penting yang harus dimiliki menjadi guru yang menginspirasi:

  1. Interaksi
  2. Guru pembelajar
  3. Kebaharuan
  4. Outside of the box
  5. Pembiasaan
  6. Akhlak

Terakhir, jika kita focus pada sesuatu, maka sama dengan kita membakar dunia dengan kefokusan tersebut. Analogi  kaca yang dipantulkan pada satu titik cahaya secara terus menerus pada sebuah kertas, akhirnya akan terbakar. Kata kunci: Learn to Un Learn. Jadilah sosok guru yang menginspirasi dan membawa pencerahan.