Haruskah Kita Cemas dengan Masa Pensiun?

DAARUTTAUHIID.ORGMemasuki masa pensiun, bagaimana perasaan bapak-bapak dan ibu-ibu? Cemas, tegang, takut dan seterusnya? Rasanya tidak perlu merasa berlebihan menghadapi masa pensiun.

Seharusnya kita merasa bersyukur sama Alloh karena diberikan keluangan waktu dalam beribadah, kita lebih banyak waktu untuk mengumpulkan tabungan akhirat kita, lebih banyak waktu ke masjid, dan lebih banyak waktu untuk belajar.

Tapi benarkah dengan pensiun rezeki kita jadi berkurang? Kata siapa? Rezeki tidak terikat dan tergantung dengan gaji.

Berapa banyak orang tidak memiliki gaji tapi masih ada rezekinya, karena yang memberi rezeki itu Alloh Ta’ala. Semua orang yang sudah dicukupkan rezekinya oleh Alloh.

Bukankah selama kita bekerja banyak tekanan, banyak aturan, tidak ada keleluasaan waktu, dan banyak masalah yang kita hadapi?

Pensiun harus bahagia, karena hal itu menjadi bagian dari karunia Alloh. Pensiun itu pasti, tua itu pasti, dan mati itu juga pasti.

Oleh karena itu tidak perlu cemas, hadapi dengan kenyakinan bahwa Alloh pasti menolong kita.

Kita tidak sadar selama ini kita sibuk dengan dunia kita sendiri, kerja keras banting tulang, pergi pagi pulang sore, semua yang kita lakukan hanya untuk dunia, sampai lupa dengan pencipta dan pemberi dunia.

Kalau harus bisa memandang pensiun dari kacamata positif, maka kita akan bersyukur karena kita akan mempunyai waktu jauh lebih luang untuk memperbanyak beribadah.

Karena mungkin selama ini kita banyak melakukan hal-hal yang tidak perlu, banyak melakukan hal yang tidak ada manfaatnya karena terikat situasi.

Kita berharap agar kita termasuk orang-orang yang bisa menyikapi setiap episode kehidupan yang dihadapi, karena kehidupan ini pada dasarnya adalah berpindah dari satu episode ke episode selanjutnya.

Ingat, jangan bergantung gaji karena hidup dan rezeki kita tidak dijamin oleh rezeki. Coba bayangkan para petani, tidak punya gaji bulanan, namun Alloh tetap memberi rezekinya agar kita bisa hidup.

Apakah ada orang yang hanya karena gaji kemudian ia tidak bisa makan lalu kemudian meninggal? Tidak ada dalam sejarahnya seperti itu, kuncinya yang terpenting ikhtiar, do’a, dan yakin kepada Alloh. Wallahu a’lam bishowab. (KH. Abdullah Gymnastiar)

Redaktur: Wahid Ikhwan


DAARUTTAUHIID.ORG