Hikmah Diturunkanya Perintah Shalat
DAARUTTAUHIID.ORG | Pasca peristiwa Isra Mikraj, shalat menjadi tiang agama bagi seorang muslim yang wajib tunaikan. hal ini disebutkan dalam sebuah hadist Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam yang artinya:
“Shalat itu adalah tiang agama (Islam), maka barangsiapa mendirikannya maka sungguh ia telah mendirikan agama; dan barangsiapa meninggalkannya, maka sungguh ia telah merobohkan agama.” (HR. Baihaqi)
Shalat bukan hanya sekedar rutinitas semata, akan tetapi mempunyai nilai spiritual yang mendalam bagi kaum muslimin yang menunaikannya. Shalat juga mendatangkan ketenangan hati dan memberi keselamatan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.
Perintah shalat langsung dari Allah Ta’ala tanpa perantara malaikat, yaitu langsung kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam ketika perjalanan Isra dan Mikraj.
Adapun beberapa hikmah shalat yang harus dipahami sebagai seorang muslim, di antaranya ialah:
Pertama, mencegah dari perbuatan mungkar
Shalat yang dilakukan dengan khusyuk akan yang mencegah seorang Muslim dari perbuatan yang keji dan mungkar. Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut yang artinya:
“Bacalah Kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Ankabut: 45)
Seseorang melaksanakan shalatnya dengan khusyuk, sadar bahwa Allah Ta’ala selalu mengawasinya. Kalau sudah mempunyai kesadaran seperti itu, kecil kemungkinan seseorang akan melakukan perbuatan buruk.
Kalau ada orang yang melakukan shalat, tapi tetap melakukan perbuatan maksiat, berarti ia tidak mengamalkannya dengan khusyuk, belum dapat merasakan kehadiran Allah Ta’ala di dalam hatinya.
Kedua, mendidik menjadi pribadi yang disiplin
Shalat akan mendidik seorang menjadi pribadi yang disiplin. Karena shalat merupakan ibadah yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Bila sudah tiba waktunya harus segera dilaksanakan. Setiap Muslim dituntut agar menghargai waktu dengan sebaik-baiknya.
Ketiga, melatih menjadi orang yang tangguh
Shalat akan melatih diri seorang untuk menjadi pribadi yang tangguh dalam menghadapi masalah. Dalam Al-Qur’an surat Al-Ma’arij ayat 19-23, Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya manusia diciptakan untuk bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu konsisten mengerjakan shalatnya.” (QS. Al-Ma’arij: 19-23)
Orang yang sering berkeluh kesah biasanya tidak memiliki sandaran hidup. Sangat mudah goyah dan terombang ambing. Sedangkan orang yang khusyuk saat shalat akan merasa mempunyai sandaran hidup, yaitu Allah. Jadi, kalau ditimpa musibah, ia akan memohon ampun ke Allah.
Keempat, Mendapat Pertolongan Allah
Orang yang melaksanakan shalat akan berada pada posisi yang sangat dekat dengan Allah. Maka kedekatan tersebut sebagai peluang untuk berdoa dan memohon kepada-Nya.
Itulah hikmah diturunkannya perintah shalat, semoga kita dikuatkan dalam melaksanakan perintah Allah Ta’ala.(Arga)
Baca juga: Ciri Ciri Orang yang Khusyu dalam Shalatnya