Inilah Dampak Dari Maksiat yang Kita Lakukan
DAARUTTAUHIID.ORG — Dampak buruk perbuatan maksiat dan dosa yang pertama adalah timbulnya berbagai kerusakan di atas muka bumi. Kerusakan itu meliputi kerusakan di air, udara, tumbuhan-tumbuhan, dan sebagainya.
Akibat dari ulah para pelaku maksiat kita akan merasakan dampaknya meski kita tidak ikut melakukan. Hal ini sudah dijelaskan oleh Allah Ta’ala:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Ruum : 41)
Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa Rasul SAW bersabda : “Wahai golongan Muhajirin, lima perkara apabila kalian mendapat cobaan dengannya, dan aku berlindung kepada Allah semoga kalian tidak mengalaminya.” Salah satu yang beliau ﷺ sebutkan adalah:
لَمْ تَظْهَرِ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلَّا فَشَا فِيهِمْ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِمْ الَّذِينَ مَضَوْا
“Tidaklah kekejian menyebar di suatu kaum, kemudian mereka melakukannya dengan terang-terangan kecuali akan tersebar di tengah mereka penyakit Tha’un dan kelaparan yang belum pernah terjadi terhadap para pendahulu mereka.” (HR. Ibnu Majah)
Kedua, dampak perbuatan dosa dan maksiat adalah menyebabkan turunnya murka dan azab Allah. Tidakkah kita mau merenung bahwa terjadinya beragam musibah yang menimpa umat manusia seperti gempa bumi, musim paceklik yang berkepanjangan, banjir bandang, tanan longsor, peperangan yang sengit, dan penyakit menular, adalah secuil dari murka Allah?
Kita takut jika kemaksiatan terus terjadi, bahkan dibiarkan atau didukung dengan beragam dalih serta alasan, termasuk membawa-bawa Hak Asasi Manusia (HAM), murka Allah semakin besar menimpa ke dalam kehidupan kita. Allah Ta’ala berfirman:
وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ
“Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura : 30)
Rasul ﷺ bersabda :
لَيَشْرَبَنَّ نَاسٌ مِنْ أُمَّتِي الْخَمْرَ يُسَمُّونَهَا بِغَيْرِ اسْمِهَا يُعْزَفُ عَلَى رُءُوسِهِمْ بِالْمَعَازِفِ وَالْمُغَنِّيَاتِ يَخْسِفُ اللَّهُ بِهِمْ الْأَرْضَ وَيَجْعَلُ مِنْهُمْ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ
“Sungguh akan ada beberapa orang dari kalangan umatku yang meminum khomr; mereka menamainya dengan nama lain. Dimainkan di atas kepala-kepala mereka alat-alat musik. Kelak mereka akan dilongsorkan ke dalam tanah dan diubah beberapa orang diantara mereka menjadi kera dan babi.” (HR. Ibnu Majah)
Dampak ketiga dari tindak-tanduk maksiat yang kita lakukan adalah ia akan menjadi sebab kehinaan di dunia dan akhirat, jika kita tidak segera menyadari serta bertobat.
Kehinaan akan turun sebab kita memutuskan hubungan yang seharusnya kita jalin dengan baik kepada Allah Ta’ala. Kita juga menyelisihi perintah Rasul ﷺ.
Keempat, pengaruh buruk dari dosa ialah menjadikan kita terhalang untuk mendapatkan rezeki yang berkah. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa rezeki bersumber dari Allah yang Maha Memberi Rezeki.
Bagaimana bisa rezeki yang kita terima dari Allah Ta’ala akan berkah jika sering melanggar perintah dan melakukan larangan-Nya.
Jika iman, ketaatan, dan istighfar adalah penyebab keberkahan rezeki, maka maksiat, dosa, dan pelanggaran syariat adalah penghapus berkah dalam rezeki serta waktu-waktu dalam kehidupan kita yang singkat ini. Disebutkan dalam sebuah atsar :
إِنَّ الْعَبْدَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ
“Sesungguhnya seorang hamba benar-benar terhalangi dari rezeki disebabkan dosa yang ia lakukan.”
Ibnu Abbas berkata :
إِنَّ لِلسَّيِّئَةِ سَوَادًا فِي الْوَجْهِ، وَظُلْمَةً فِي الْقَبْرِ، وَوَهْنًا فِي الْبَدَنِ، وَنَقْصًا فِي الرِّزْقِ، وَبُغْضًا فِي قُلُوبِ الْخَلْقِ
“Sesungguhnya keburukan akan menjadi sebab kesuraman di wajah, kegelapan di alam kubur, keletihan di tubuh, mengurangi rezeki, dan membuat makhluk muak kepada pelakunya.” (HR. Ibnu Abi Dunya)
Wallahu a’lam bishowab.
__________________________
(Sumber: Hidayatullah, Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil)