Inilah Penjelasan Kenapa Allah Membenci Pasar

[DAARUTTAUHIID.ORG]- Pasar merupakan salah satu tempat transaksi, jual-beli, atau dunia dagang. Pasar juga tempat untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Namun rupanya pasar merupakan tempat yang paling Allah Ta’ala benci. Berdasarkan hadis dari Abu Hurairah RadiyaAllahu ‘anhu, Rasulullah Shallahu ‘alaihi bersabda,

“Tempat yang paling dicintai oleh Allah adalah masjid dan tempat yang paling dibenci oleh Allah adalah pasar.” (HR. Muslim)

Menurut Imam Yahya bin Syarf An-Nawawi rahimahullah dalam Syarah Shahih Muslim, maksud dari hadis tersebut yaitu karena pasar menjadi tempat tipu-menipu, pengelabuan, riba, janji palsu, pengingkaran janji, dan mengabaikan hak Allah.

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid’ karena masjid merupakan tempat ketaatan dan didirikan atas dasar ketakwaan. Sedangkan kalimat ‘tempat yang paling Allah benci adalah pasar’, karena di pasar adalah tempat tipu-tipu, pengelabuan, riba, janji-janji palsu, pengingkaran janji, dan mengabaikan Allah, serta hal serupa lainnya. Adapun masjid adalah tempat turunnya rahmat, berbeda halnya dengan pasar.”

Dalam Al-Qur’an Surah Al-Jumuah ayat 9 yang membicarakan tentang kewajiban Shalat Jumat dan perintah meninggalkan jual beli.

“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Jumu’ah: 9).

Imam Ibnu Katsir rahimahullah disebutkan bahwa sebab turunnya ayat, “Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah)” (QS. Jumu’ah: 11).

Sebagaimana kisah yang disebutkan dalam hadits Jabir radhiyallahu ‘anhu, yang artinya: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri berkhotbah pada hari Jumat, lalu datanglah rombongan dari Syam, lalu orang-orang pergi menemuinya sehingga tidak tersisa kecuali dua belas orang saja.” (HR. Muslim)