Mengenal Sisi Kedermawan Rosullulah

[DAARUTTAUHIID.ORG]- Meskipun hari kelahiran (maulid) Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam telah lama berselang, tidak ada salahnya kita mengurai hikmahnya dari sosok mulia tersebut. Ia adalah nabi akhir zaman. Penutup para nabi yang diutus Allah Ta’ala untuk mengajak dan membimbing manusia ke jalan yang diridai-Nya. Segala kebaikan dan kemuliaan telah dilimpahkan Allah ke dalam diri Rasulullah, sehingga akhlak beliau menjadi panutan manusia sampai akhir zaman.

Sebagai umat Nabi Muhammad Shallahu ‘alaihi wassalam , kita memang sudah sepantasnya meneladaninya dalam hal apa pun, termasuk sikap dermawannya. Dari Jabir radhiallahu ‘anhu berkata, “Tidaklah pernah sama sekali Rasulullah diminta suatu (harta) lalu beliau berkata tidak.” (Muttafaq Alaih)

Suatu ketika ada seorang pengemis dari kalangan Anshar datang meminta-minta kepada Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam. Lalu beliau bertanya kepada pengemis tersebut, “Apakah kamu mempunyai sesuatu di rumahmu?”

Pengemis itu menjawab, “Tentu, saya mempunyai pakaian yang biasa dipakai sehari-hari dan sebuah cangkir.” Rasulullah lalu berkata, “Ambil dan serahkan kepada saya!”

Pengemis itu pun pulang mengambil satu-satunya cangkir miliknya dan kembali lagi pada Rasulullah. Rasulullah kemudian menawarkan cangkir itu kepada para sahabat, “Adakah di antara kalian yang ingin membeli ini?” Seorang sahabat menyahut, “Saya beli dengan satu dirham.”

Rasulullah menawarkannya kembali, “Adakah di antara kalian yang ingin membayar lebih?” Lalu, ada seorang sahabat yang sanggup membelinya dengan harga dua dirham.

Rasulullah memberikan dua dirham itu kepada si pengemis, lalu menyuruhnya menggunakan uang itu untuk membeli makanan bagi keluarganya dan sisa uangnya digunakan untuk membeli kapak. Rasullulah berkata, “Carilah kayu sebanyak mungkin dan juallah, selama dua minggu ini aku tidak ingin melihatmu.” Sambil melepas kepergiannya, Rasulullah pun memberinya uang untuk ongkos.

Dua minggu kemudian pengemis itu datang kembali menghadap Rasulullah sambil membawa uang sepuluh dirham hasil dari penjualan kayu. Kemudian Rasulullah menyuruhnya untuk membeli pakaian dan makanan untuk keluarganya seraya bersada, “Hal ini lebih baik bagi kamu, karena meminta-meminta hanya akan membuat noda di wajahmu di akhirat nanti. Tidak layak bagi seseorang meminta-minta kecuali dalam tiga hal, fakir miskin yang benar-benar tidak mempunyai sesuatu, utang yang tidak bisa terbayar, dan penyakit yang membuat seseorang tidak bisa berusaha.“

Sungguh suatu pelajaran berharga bisa kita dapat dari Rasulullah saw. Beliau tidak hanya memberikan sedekah pada fakir miskin, namun juga memberikan “kail” kepada mereka agar kelak mereka bisa hidup mandiri. Subhanallah! Semoga DPU Daarut Tauhiid ini menjadi lembaga amil zakat yang amanah, dan program-programnya mampu mengubah mustahik (penerima zakat) menjadi muzakki (pemberi zakat).

_____________________

daaruttauhiid.org