MER-C Kehilangan Kontak dengan Relawan Indonesia di Jalur Gaza

DAARUTTAUHIID.ORG | GAZA – Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia kembali kehilangan kontak dengan dua relawan dan staf lokal yang berada di Jalur Gaza. Sebabnya karena internet kembali terputus.

Berita tentang hilangnya kontak dengan relawan itu diungkap Manajer Operasional MER-C, Rima Manzanaris, dalam Press Release, Kamis (18/1/2024).

Rima Manzanaris pun meminta rakyat Indonesia mendoakan warga Gaza sekaligus relawan MER-C dan staf lokalnya yang berada di Gaza. Semoga mereka semua dalam keadaan sehat dan aman.

“Kami terakhir kali kontak dengan relawan di Gaza hari Jumat, 12 Januari 2024, pagi. Kemudian siang sudah tidak ada kabar dan memang ternyata internet di Gaza kembali terputus.

Biasanya mereka update penyaluran bantuan untuk warga Gaza dan kondisi terkini di sana, tetapi sudah hampir sepekan belum ada kabar lagi,” kata Rima Manzanaris.

MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) adalah organisasi sosial kemanusiaan Indonesia yang bergerak di bidang kegawat daruratan medis.

MER-C mempunyai sifat amanah, profesional, netral, mandiri, sukarela, dan mobilitas tinggi. MER-C didirikan oleh dokter Joserizal Jurnalis pada 14 Agustus 1999.

Rima menjelaskan, saat ini dua orang Relawan MER-C, Fikri Rofiul Haq dan Reza Aldilla Kurniawan, masih berada di Jalur Gaza, Palestina.

Menurut dia, Fikri dan Reza bersama petugas medis, pasien, serta ratusan warga Palestina yang berlindung di Rumah Sakit Indonesia, terpaksa mengungsi ke Jalur Gaza bagian Selatan, setelah Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara hancur akibat serangan Israel.

Di pengungsian di Jalur Gaza bagian Selatan, Relawan MER-C dibantu staf lokal terus menyalurkan bantuan berupa makanan dan lainnya dari masyarakat Indonesia kepada warga Gaza.

Rumah Sakit Indonesia (RSI) berlokasi di Bayt Lahiya, Gaza Utara, Palestina. Dibangun di atas tanah wakaf seluas 16.261 meter persegi dari Ismail Haniyeh, RSI memiliki empat lantai dengan satu lantai dasar. Kapasitas RSI adalah 230 tempat tidur.

Total dana pembangunan RSI ketika itu mencapai 126 milyar Rupiah, seluruhnya berasal dari rakyat Indonesia. Seperti diberitakan, sejak awal Desember 2023 Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara tidak beroperasi karena kondisinya rusak berat akibat serangan brutal tentara Penjajah Israel.

Serangan intens pasukan penjajah Israel di Gaza tidak hanya menyebabkan kehancuran bangunan-bangunan infrastruktur dan tempat ibadah, tetapi juga menghancurkan generator yang menggerakkan divisi utama telekomunikasi. Akibatnya, warga Gaza seringkali sulit untuk memberikan informasi kepada kantor MER-C di Jakarta.

Selama agresi Israel ke Palestina sejak 7 Oktober 2023, MER-C sudah beberapa kali kehilangan kontak dengan relawan. Sebelumnya, mereka pernah hilang kontak selama 10 hari akibat layanan internet terputus.

Redaktur: Wahid Ikhwan

(Sumber: Sabili)