Sedekah Ala Milenial

[DAARUTTAUHIID.ORG]- Sedekah merupakan salah satu ibadah yang dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Selain melipatgandakan rezeki orang yang memberi, ibadah ini juga membuka rezeki bagi orang lain. Sedekah adalah pembuka gerbang kebahagiaan dan keberkahan bagi pemberi dan penerimanya. Masya Allah!

Ada banyak ayat dan dalil hadis yang mengupas tentang sedekah, di antaranya:

“Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: ‘Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.’ Dan apa saja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah maha mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 215)


“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, lalu ia berkata: ‘Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?’.” (QS. Al-Munafiqun: 10)
“Apabila anak Adam wafat maka putuslah amalnya kecuali tiga hal yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang saleh.” (HR. Muslim)

“Orang yang mengusahakan bantuan kepada janda dan orang miskin maka ia ibarat sedang berjihad di jalan Allah dan ibarat orang salat malam. Ia tidak merasa lelah, dan ia juga ibarat orang yang berpuasa yang tidak pernah berbuka.” (HR. Bukhari)

Derma Ala Generasi Milenial

Hidup di era digital saat ini, bersedekah menjadi lebih mudah. Hanya lewat jari, yakni memakai smartphone atau ponsel, kita sudah bisa menyalurkan derma kepada yang membutuhkan.  

Mengacu pada hasil survei yang dilakukan Tirto.id, menunjukkan kecenderungan generasi muda/milenial yang bersedekah secara digital sebanyak 60,87 persen. Sisanya, yakni 39,12 persen belum pernah memberikan sedekah via digital.

Ada pun cara kaum muda itu bersedekah, masih menurut hasil survei Tirto.id, paling banyak melalui situs crowdfunding (57,07 persen), atau akun media sosial yang mengatasnamakan institusi/lembaga penggalangan dana (26,4 persen). Sisanya meng-install aplikasi untuk bederma melalui Play Store dan sejenisnya.

Itu artinya, generasi milenial amat akrab dengan dunia digital dalam keseharian mereka, termasuk dalam hal bersedekah. Fakta lainnya, kecenderungan milenial untuk bersedekah tergolong tinggi. Hal ini bisa diamati dari banyaknya kaum muda melakukan gerakan “Open Donation” melalui media sosial, terutama saat terjadinya bencana dan pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu. Tak terkecuali para influencer yang notabenenya mayoritas dari kalangan milenial, ampuh menggerakkan masyarakat agar turut berdonasi.

Kemunculan situs dan akun media sosial ber-platform filantropi ini, sejatinya memang bersenyawa dengan karakteristik generasi milenial yang nyaris tak pernah lepas dari dunia gadget. Apalagi bersedekah secara online sejalan dengan kecenderungan generasi muda yang menyukai hal-hal berbau digital/transaksi non tunai, mudah dilakukan, dan bisa kapan pun mengerjakannya.

Bederma sebagai Life Style

Tumbuhnya minat untuk bederma dari kalangan muda ini merupakan sinyal positif. Menunjukkan jika milenial memiliki kepedulian untuk berbagi dengan sesama. Menghapus anggapan negatif yang menilai generasi milenial itu materialistik dan egois.

Dalam Islam, perilaku berbagi merupakan hal yang sangat dianjurkan karena dalam harta seseorang, ada hak orang-orang yang membutuhkan. Islam juga menggarisbawahi bahwa aktivitas bederma tidak harus menunggu kaya atau mapan secara finansial. Perkara yang biasanya jadi halangan milenial untuk bersedekah. Karena derma bukan soal besarnya nominal. Derma atau sedekah, besarannya bisa disesuaikan dengan kemampuan masing-masing dan diniatkan untuk rida-Nya. Insya Allah akan berat timbangannya di mata Allah Azza wa Jalla.

Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Satu dirham dapat mengungguli seratus ribu dirham.” Lalu ada yang bertanya, “Bagaimana itu bisa terjadi wahai Rasulullah?” Beliau jelaskan, “Ada seorang yang memiliki dua dirham lalu mengambil satu dirham untuk disedekahkan. Ada pula seseorang memiliki harta yang banyak sekali, lalu ia mengambil dari kantongnya seratus ribu dirham untuk disedekahkan.” (HR. An Nasai dan Ahmad)

Jika prinsip ini diyakini dan diamalkan, maka setiap kita bisa bersedekah. Sedekah tak lagi dipandang sebagai aktivitas memberatkan. Tapi sebaliknya, menjadi kebiasaan yang dirasa janggal bila tidak dilakukan. (Sumber: dtpeduli.org)

______________________

daaruttauhiid.org