Forum Muslimah DT: Pentingnya Perencanaan Keuangan Keluarga

Bagi kebanyakan orang, keuangan merupakan hal yang sangat sensitif untuk dibicarakan. Walaupun uang bukan segalanya, tetapi segala-galanya butuh uang. Begitulah kira-kira kalimat yang sering terdengar di telinga. Karenanya, dalam hal keuangan ini sudah seharusnya memiliki perencanaan tersendiri agar semua dapat terkoordinir dengan baik. Terlebih lagi bagi perempuan yang telah berkeluarga, sebab dirinya yang menjadi bendahara dalam keluarga.

Supaya keuangan dapat terencana dengan baik, ternyata tidak hanya asal-asalan, namun juga butuh ilmu dan kemampuan. Karena tidak sedikit orang yang tidak mengerti tentang managemen keuangan, sehingga tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan yang mengakibatkan pemborosan, terutama pada masalah keuangan keluarga.

Untuk belajar mengatasi masalah tersebut, pada Rabu (7/2), Forum Muslimah Daarut Tauhiid (DT) mengadakan kajian muslimah khusus santri karya akhwat (perempuan) dengan tema Perencanaan Keuangan Keluarga bersama Wiwi Woro, Kepala Sekolah SMP DTBS Putri, di lantai utama Masjid DT Bandung.

Wiwi menjelaskan, dalam merencanakan keuangan keluarga adalah dengan cara mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran, menabung di tempat yang lebih jauh agar tidak mudah diambil, dan kunci keberhasilannya adalah disiplin dan komitmen, kemudian rutin melakukan evaluasi.

“Jadi kalau sudah membuat perencanaan anggaran harus sering dievaluasi, jangan menunggu sebulan baru evaluasi. Kira-kira kalau hari ini banyak jajan, berarti besok harus mulai direm,” ujarnya.

Wiwi bukan hanya menyampaikan materi tentang perencanaan keuangan keluarga, namun ia juga memberikan langkah-langkah menuju kebebasan finansial. Menurutnya ada empat tahapan  menuju kebebasan finansial.

Tahap awal yaitu karena bekerja lalu mendapatkan gaji, yang disebut dengan employ. Tahap kedua, dengan cara berwirausaha, dimulai dengan usaha kecil-kecilan. Ketiga adalah dengan cara bisnis owner, kita yang memiliki usaha namun orang lain yang menjalankan, dan tahap yang terakhir adalah menjadi investor, inilah tahapan yang paling tinggi. Untuk mencapai tahapan tertinggi ini harus diawali dengan wirausaha yang terkecil.

“Saat kita jadi kakek-kakek dan nenek-nenek nanti, kebutuhan anak-anak kita sedang membutukan dana yang sangat besar. Kalau tidak direncanakan dari sekarang berat, kasihan anak-anak kita nanti, mereka punya hak mendapatkan pendidikan yang baik. Selain itu, setiap harta yang ditipkan kepada kita harus menjadi penguat taat kepada Allah, dan penyempurna Islam kita,” kata Wiwi.