Pentingnya Berdoa

Tidak mungkin kita mencari ilmu tanpa meminta tolong kepada Dzat pemilik ilmu. Tidak mungkin kita ingin baik tanpa meminta kepada Dzat yang Mahabaik. Tidak mungkin kita ingin saleh tanpa meminta kepada Dzat yang bisa membuat kita saleh. Ketika kita ingin menjadi seorang hamba yang makrifat, kenal dan yakin kepada Allah, tidak mungkin hal ini bisa terjadi apabila Allah Ta’ala tidak membukakan hati kita untuk bisa mengenal-Nya.

Kita ingin mendapatkan hidayah, sedangkan hidayah mutlak milik Allah SWT. Bagaimana mungkin kita tidak meminta kepada-Nya. Syetan terus-menerus menggoda, menjerat, dan berusaha menjerumuskan kita dengan aneka tipu daya. Bagaimana kita tidak beriman kepada Allah, Dzat yang menciptakan syetan.

Kita punya nafsu, sedangkan keinginan nafsu adalah tidak patuh dan menuntut semua kemauannya diperturutkan. Kita pun tidak tahu nafsu itu seperti apa, selain dari akibat yang ditimbulkannya. Allahlah pencipta nafsu. Maka mengapa kita tidak memohon kepada Allah Ta’ala agar kita bisa mengendalikan nafsu?

Saudaraku, teramat rugi kalau kita tidak banyak meminta karena Dialah pemilik segalanya. Padahal Allah dengan sifat Rahman dan Rahim-Nya berulang kali memerintahkan kita untuk memohon kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman:

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِ ۙ

فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ ﴿البقرة : ۱۸۶

Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.” (QS. al-Baqarah [2]: 186).

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖࣖࣖ ﴿غافر : ۶۰

Artinya: “Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.’” (QS. Gafir [40]: 60).

Maka, sombong namanya kalau kita merasa bisa, merasa pintar, merasa sibuk, merasa kuat, dan kaya. Padahal, aslinya kita ini bodoh, tidak tahu apa-apa. Jangankan mengetahui apa yang ada di alam semesta, yang ada di dalam tubuh saja kita tidak tahu. Jangankan mengetahui peristiwa yang akan terjadi sepuluh atau dua puluh tahun kedepan, apa yang akan terjadi pada lima menit ke depan pun kita tidak tahu secara pasti. Hal ini menandakan betapa lemah dan bodohnya kita. Maka bagaimana mungkin kita melupakan Allah Ta’ala, tidak mau berdoa kepada-Nya, lalai dari mengingat serta berlindung kepada-Nya.

Kita pun sangat lemah dan tidak punya apa-apa. Andai pun ada sedikit kekuatan yang kita miliki atau kekayaan dan segenggam kekuasaan, semua sekadar titipan dari Allah. Tiada sebanding dengan kekuasaan, kekayaan, kekuatan yang Allah miliki. Maka teramat bodoh apabila kita tidak mau meminta dan terus meminta kepada Dzat pemilik semuanya.

Maka beruntunglah seorang hamba yang manja kepada Allah. Lihatlah anak kecil yang menggelendot kepada ibunya. Dia tidak mau lepas, tidak mau jauh, dan tidak mau berpisah dari-Nya walau hanya sebentar. Seharusnya sikap kita kepada Allah pun lebih dari itu. Hati kita harus bisa melekat terus kepada-Nya. Pikiran kita ingat terus kepada-Nya. Sebab, kita tidak tahu apa yang akan terjadi dalam hidup. Tanpa dekat dengan-Nya, tanpa melekat terus kepada-Nya, hidup kita akan kacau berantakan, untuk kemudian binasa dalam kehinaan. (KH. Abdullah Gymnastiar)