Kaitkan Selalu pada Allah

Ketika melihat hal-hal yang indah atau yang baik pastinya hati kita akan merasakan kententeraman atau rasa senang muncul dalam hati. Begitu pun ketika kita merasakan sesuatu yang enak atau lezat pasti dalam hati akan muncul rasa senang. Tapi apakah pernah kita saat merasakan kesenangan atau ketenteraman itu berpikir dan ingat bahwa semua kesenangan dan kebaikan itu adalah semuanya dari Allah Ta’ala.

Ketika melihat buah-buahan yang terlihat menggiurkan dan lezat, otomatis pikiran kita langsung tertuju pada kebesaran Allah Ta’ala. Bagaimana proses penciptaan buah yang tadinya mungkin berasal dari sebutir biji yang kecil kemudian Allah turunkan hujan. Lalu sinar matahari membuatnya bertumbuh, begitu seterusnya sampai akhirnya biji tadi bisa menjadi tumbuhan besar yang berbuah lebat dan lezat.

Salah satu hal yang bisa menjadi pembeda antara manusia dengan binatang adalah jika binatang makan atau melakukan sesuatu  dia tidak akan memikirkan asal muasal dari perbuatannya atau asal dari makanannya. Tetapi Allah telah mengaruniakan manusia dengan akal yang berfungsi sangat baik yang tidak dimiliki oleh binatang. Sehingga harusnya manusia bisa memikirkan segala sesuatu yang terjadi pada dirinya bisa terjadi adalah karena ada Zat yang bisa mengendalikan itu semua.

Dari satu buah yang kita makan betapa luar biasanya Allah memasukkan kandungan-kandungan baik yang ada di dalamnya. Ma sya Allah, jika kita dalam menjalani kehidupan ini selalu mengaitkan segala sesuatu kepada kebesaran Allah maka boleh jadi tidak akan ada celah dalam hati kita untuk tidak besyukukur kepada Allah Ta’ala. Bahwa hal sekecil apapun yang kita punya atau kita rasakan adalah nikmat untuk kita. Tinggal bagaimana kita sebagai hambanya mampu menjadi hamba yang senantiasa bersyukur dengan apapun yang telah Allah berikan.

Allah Ta’ala berfirman:

“Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rezeki dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah?, Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberikan rezeki kepada mereka sedikitpun dari langit dan bumi, dan tidak berkuasa (sedikit jua pun)”. (QS. An Nahl: 72 – 73)

Dari ayat tersebut, Allah sebetulnya mengingatkan kepada manusia bahwasannya tanpa kuasa dan kebesaran Allah Ta’ala maka niscaya manusia bahkan seluruh makhluk yang ada di dunia ini tidak bisa apa-apa dan tidak akan menghasilkan apapun. Oleh karenanya sebagai makhluk yang Allah berikan akal sudah semestinya kita senantiasa mengaitkan segala sesuatu yang terjadi dan kita lakukan di dunia ini adalah karena kebesaran Allah Ta’ala. Agar setiap detik yang kita lalui mampu bernilai kebaikan bagi diri kita di hadapan Allah Ta’ala.