Aa Gym: Bahaya, Janganlah Jadi Pribadi yang Pendendam
[DAARUTTAUHIID.ORG]- Kita harus menerima kenyataan bahwa sebagai manusia, orang lain pun bisa berbuat salah, baik disengaja ataupun tidak, kepada kita. Dalam keadaan seperti ini, kita tidak perlu khawatir karena Alloh Ta’ala memberikan formula kemuliaan. Allah Ta’ala berfirman:
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan) dengan cara yang lebih baik. Maka tiba-tiba orang yang di antaramu dan dia ada permusuhan, seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (QS. Fushilat: 34)
Dendam adalah efek dari keadaan hati yang terluka, kecewa, merasa dizholimi. Semakin kuat rasa dendam di dalam dada seseorang, akan semakin besar kemungkinan dua untuk marah, dengki hingga melakukan perbuatan buruk, Na’udzubillaahi mindzalik.
Nabi Muhammad Shallahu ‘alaihi wassalam adalah panutan terbaik. Beliau bersih senantiasa bersih dari rasa dendam, betapapun beliau dihina, dicaci, diboikot, disakiti secara fisik, dan bentuk intimidasi lainnya, beliau tidak pernah dendam apalagi membalas perbuatan buruk itu dengan keburukan serupa atau yang lebih buruk.
Rasulullah bahkan memaafkan mereka dan mendoakan kebaikan bagi mereka. Ketika penduduk kota Thaif menolak dengan kekerasan dakwah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam kemudian malaikat Jibril a.s datang menawarkan pembalasan terhadap mereka, maka Rosululloh Saw. menolaknya dan justru mendoakan mereka agar suatu saat nanti lahir dari mereka generasi yang mentauhidkan Alloh Swt.
Sahabatku, dendam itu selain akan menghancurkan kebahagiaan kita, juga akan menghancurkan akhlak dan pikiran kita. Maka, jauhilah dendam. Balaslah perbuatan buruk orang lain dengan perbuatan baik nan mulia sebagaimana yang diajarkan Rosulullah Kita tidak bisa memaksa orang lain berbuat baik terhadap kita. Tapi, kita bisa memaksa diri kita untk tetap berbuat baik pada orang lain.
Sebisa mungkin mengelola hati kita di saat timbul rasa dendam. Yakinilah bahwa kemuliaan tidak akan datang dengan cara kita melampiaskan dendam. Kemuliaan justru datang jikalau kita bisa memupus dendam dan menggantikannya dengan kebaikan. Keburukan orang lain tidak pernah membahayakan kita, yang membahayakan kita adalah keburukan kita sendiri.
Semoga Allah Ta’ala senantiasa membimbing kita untuk memiliki kebeningan dan kehalusan hati. Seseorang yang pemaaf dan bukan pendendam bukanlah menunjukkan bahwa dia lemah, justru sebaliknya menunjukkan betapa dia kuat. Wallohu a’lam bishowab. (KH. Abdullah Gymnastiar)