Aa Gym: Begini Cara Menyikapi Masa Pensiun
DAARUTTAUHIID.ORG – Siklus kehidupan manusia itu ada masa menjadi bayi, masa anak-anak, dewasa, lalu berumah tangga, kemudian dikarunia anak, dan kita akan menghadapi babak atau masa pensiun. Seperti itulah siklus kehidupan ini.
Masa pensiun adalah masa yang indah dan berkah jika kita mampu memaknainya sebagai momentum untuk mengevaluasi diri dengan baik.
Inilah waktunya bagi kita untuk memperbaiki yang salah dan melengkapi yang kurang dari episode kehidupan kita.
Sehingga bisa mencapai akhir kehidupan kita dengan sukses. Tahukah kita seperti apa kesuksesan itu? Hidup yang sukses yaitu mati dengan husnul khotimah, akhir hayat yang baik.
Kalau kita salah menyikapi masa pensiun, maka akan membuat diri semakin tegang, akan didramatisasi pikiran, memikirkan sesuatu hal yang tidak perlu, dan membayangkan sesuatu yang membuat diri semakin sengsara.
Masa pensiun akan menjadi berkah atau musibah itu tergantung oleh sikap kita. Kalau kita menganggap bahwa masa pensiun adalah sebuah perjalanan episode kehidupan.
Layaknya dari TK ke SD, SMP ke SMA, dan seterusnya maka kita akan menyadari bahwa itu hanyalah tentang sebuah perpindahan masa belaka.
Kita harus belajar siap untuk menerima kenyataan yang tidak cocok dengan keinginan kita, karena mustahil semua keinginan kita akan terpenuhi.
Mungkin tidak semua orang siap untuk pensiun, tapi itulah kenyataan hidup yang harus diterima, karena tidak ada perusahaan yang menerima orang-orang yang secara umur sudah mesti pensiun karena tidak produktif lagi bekerja.
Kalau kita bisa memberikan pandangan positif terhadap pensiun, maka kita akan bersyukur karena kita akan mempunyai waktu jauh lebih luang untuk memperbanyak waktu dalam beribadah,.
Karena mungkin selama ini kita banyak melakukan hal-hal yang tidak perlu, banyak melakukan yang tidak ada manfaatnya karena terikat situasi.
Masa pensiun adalah masa merdeka untuk berbuat sebanyak mungkin, maka lakukan yang terbaik dan maksimal waktu yang ada.
Semoga kita termasuk orang-orang yang bisa menyikapi setiap episode kehidupan ini, karena kehidupan ini pada dasarnya adalah berpindah dari satu episode ke episode berikutnya, hingga saatnya nanti meninggal. Wallahu a’lam bishowab. (KH. Abdullah Gymnastiar)
Redaktur: Wahid Ikhwan