Aa Gym: Cara Menilai Diri dan Orang Lain

DAARUTTAUHIID.ORGBaiknya amal perbuatan itu, sebagai hasil baiknya budi dan hati, dan baiknya hati itu sebagai hasil kesungguhan dan istiqomah pada apa yang diperintahkan oleh Alloh, yakni atas apa yang didulukan oleh Alloh.

Orang Islam yang paham Islam cirinya adalah akhlaknya paling baik. Orang Islam yang ibadahnya paling bagus cirinya adalah akhlaknya paling baik.

Jadi orang Islam yang miliki keimanan, pemahaman, dan ibadah yang baik akan terlihat dari akhlaknya yang baik.

Melihat seseorang itu tidak perlu dilihat dari popularitasnya, follower-nya, dan aktifitasnya dimedia sosial, tapi cukup lihat bagaimana akhlak kesehariannya.

Timbangan terberat diakhirat nanti adalah timbangan akhlak. Pertanyaannya adalah dari mana datangnya atau keluarnya akhlak yang baik? Maka jawabannya adalah keluar dari hati yang baik.

“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari)

Jadi kalau ada orang yang akhlaknya kurang baik, berarti hatinya sedang tidak baik-baik saja. Keadaan hati terbagi menjadi 3 kondisi, diantaranya adalah:

Qalbun Mayyit

Ini adalah hati yang mati. Apa ciri orang yang hatinya mati? Ya seperti orang yang mati tidak bisa dinasehati. Orang yang hatinya mati, bisikannya hanya mengikuti nafsu saja.

Kalau kata nafsu pukul ya pukul. Kata nafsu bunuh ya bunuh. Sehingga tidak ada lagi hati nurani. Bahayanya apa? Pasti tidak akan punya iman, kalau berbuat jahat bisa lebih keji dari binatang.

Qalbun Maridh

Qalbun maridh ini adalah hati yang sakit. Tanda-tandanya hidupnya tidak tenang. Meski rumah mewah, harta banyak, namun tidak bahagia.

Kenapa demikian? Sekarang badan sakit saja kita sudah sengsara. Tapi ada yang lebih menderita dari itu, yaitu yang hatinya berpenyakit.

Tidak sedikit yang badannya sehat tapi bunuh diri. Ada yang gagal menikah dia sehat, ternyata yang lebih menderita hati.

Qalbun Salim

Ini jenis hati yang selamat dan bersih. Apapun masalahnya dia tetap anteng saja. Orang-orang yang akan bertemu dengan Alloh dikemudian hari adalah orang-orang yang memiliki qolbun salim.

Jadi sekarang kita tinggal berkaca dengan diri sendiri. Kita termasuk orang yang mana. Jika kita merasa orang yang ada penyakit dalam hati, maka masih ada kesempatan untuk berupaya berubah.

Kemudian kita juga tidak perlu fokus dengan banyak menilai orang lain, karena tidak ada gunanya bagi kita menilai orang lain. fokus saja dengan kondisi diri sendiri untuk terus diperbaiki. Wallahu a’lam bishowab. (KH. Abdullah Gymnastiar)

Redaktur: Wahid Ikhwan


DAARUTTAUHIID.ORG