Aa Gym: Coba Tanya, Untuk Siapa Hati Kita Sebenarnya?
DAARUTTAUHIID.ORG | Jika setiap amalan yang kita lakukan standarnya ada pada Alloh, maka kita pasti akan memberikan yang terbaik untuk Alloh. Tidak hanya secara lahir, akan tetapi batin kita juga. Berbeda dengan orang yang standarnya amalnya ada pada penilaian orang, batasan hanya penilain orang yang cenderung memperbagus-bagus diri di depan orang lain.
Padahal Alloh Subhanahu wa Ta’ala hanya akan melihat seseorang pada hati dan amalnya, sebagaimana Dalam hadist disebutkan dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Alloh tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allohnhanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim).
Orang yang niatnya ke Alloh pasti sibuk memperbaiki hati dan amal, bukan sibuk memperbaiki topeng. Setiap amal yang dilakukan tidak ditujukan kepada Alloh Ta’ala pasti akan ditolak, Imam Ibnu At-Thailah pernah mengatakan:
“Alloh tidak menerima amal hati yang tidak ikhlas, sebagaimana Alloh juga tidak menerima amal yang tidak tertuju kepadanya”. Maka perlu kita perhatikan hati kita ini, takut dan berharapnya kepada siapa? Kepada Alloh atau kepada makhluk?
Hidup ini tidak perlu dikagumi orang, jadilah manusia yang tampil apa adanya, lempeng lurus, dan tidak dibuat-buat. Ada pesan dari sebuah hadits yang perlu kita renungkan, kurang lebih isinya adalah sebagai berikut:
“Barang siapa yang melakukan sebuah perbuatan yang tidak disukai Alloh demi disukai orang, maka Alloh murka kepadanya dan Alloh membuat orang orang juga tidak suka kepadanya. Baran siapa yang melakukan sebuah perbuatan yang disukai Alloh, walaupun orang orang tidak menyukainya, tetapi Alloh suka kepadanya dan membuat orang-orang pun suka kepadanya.”
Jadi, orang-orang seperti ini akan selalu tentram hatinya, Alloh akan memperindah kehidupan, indah lisanya, dan indah amalnya. Begitu juga sebaliknya, orang yang hatinya tidak kepada Alloh maka tidak akan pernah tenang hidupnya. Kalau hatinya ke manusia, manusia mudah berubah, jika berubah kita kerap kali dibuat kecewa.
Semoga kita senantiasa meluruskan hati dan berada dalam jalan yang hanif yang disukai oleh Alloh Subhanahu Ta’ala, yang tidak bersandar pada siapa pun. (KH. Abdullah Gymnastiar)