Aa Gym: Ingat, Semua Hanya Titipan
DAARUTTAUHIID.ORG | Kalau kita merasa mempunyai sesuatu, seperti harta kekayaan, pangkat, jabatan, pasangan, anak-anak, rumah, kendaraan, dan lain sebagainya di dunia ini, maka yakinlah bahwa semua itu hanya titipan dari Alloh Ta’ala. Bahkan diri kita pun hanyalah titipan.
Kita tidak memiliki apa-apa jika Alloh Ta’ala tidak memberi apa-apa kepada kita. Kita tidak punya apa-apa jika Alloh tidak menghendakinya.
Selayaknya sebuah titipan, pasti ada saatnya titipan itu diambil kembali oleh sang pemiliknya, akan ada saatnya sang pemilik akan mempertanyakan apa yang telah terjadi dengan titipannya. Maka, demikian juga dengan titipan Alloh Ta’ala kepada kita.
Rosullulloh Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda yang artinya:
“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya.”(HR. Tirmidzi)
Mata yang diberikan Alloh kepada kita, digunakan untuk apa saja? Apakah untuk membaca, melihat, dan merenungi tanda-tanda kebesaran Alloh Ta’ala sehingga semakin kuat iman kita kepada Alloh. Atau justru digunakan untuk bermaksiat?
Lisan kita digunakan untuk apa? Apakah senantiasa diisi dengan dzikir dan ucapan-ucapan yang diridoi oleh Alloh? Atau sibuk dengan ucapan dusta dan sia-sia? Demikian juga dengan berbagai hal yang menurut kita adalah milik kita, untuk apakah digunakan, apakah untuk mendekat kepada Alloh atau malah menjauhi-Nya?
Setiap segala sesuatu adalah milik Alloh dan akan kembali kepada-Nya. Alloh Ta’ala berfirman yang artinya:
“Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan.” (QS. Ali Imron: 109)
Semoga Alloh Ta’ala senantiasa memberikan hidayah kepada kita, agar kita selalu menyadari bahwa segala yang miliki merupakan titipan dari Alloh Ta’ala, yang pasti kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan-Nya.
Semoga kita tergolong orang-orang yang amanah dalam mengemban sebuah tanggung jawab. Amanah tersebut digunakan hanya pada urusan-urusan yang Alloh ridhoi. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.(KH. Abdullah Gymnastiar)
Baca juga: Pentingnya Belajar Ilmu Hati