Aa Gym: Inilah Hikmah Ketika Orang Lain Zdalim Kepada Kita
DAARUTTAUHIID.ORG | Setiap perbuatan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada diri kita. Kalau kita melakukan kebaikan kepada orang lain siapa yang untung? Yang untung adalah diri kita sendiri. Jadi perlukah kita mengharapkan dan menunggu ucapan terimakasih dari orang lain?
Kemudian, siapa yang dapat membahayakan diri kita sendiri? Maka jawabannya adalah diri kita sendiri. Orang lain tidak bisa membahayakan kita, kalaupun ada orang yang ingin membahayakan dan mencelakakan kita, maka sesungguhnya itu tidak akan merugikan kita.
Ada 2 hikmah ketika orang lain ingin mencelakakan kita. Pertama, kita menjadi tahu tentang perbuatan buruk yang tidak boleh kita kerjakan, karena perbuatan buruk tersebut tidak akan menyenangkan diri sendiri atau orang lain.
Kedua, kalau perbuatan orang menyakitkan diri kita, maka hal tersebut akan menjadi pahala dan menjadi penggugur bagi dosa-dosa kita. Selain itu, perlakuan dan perkataan tidak baik seseorang kepada kita, akan membuat diri kita mudah mengevaluasi diri. Boleh jadi kita ditakdirkan dihina oleh orang lain, karena kita juga senang menghina orang lain.
Oleh karenanya, jadikanlah perbuatan zdalim orang lain tersebut sebagai ladang ilmu, sebagai pengguggur dosa, ladang pahala sabar, dan sebagai ladang untuk muhasabah dalam memperbaiki diri.
Jika ada orang yang menyakiti kita, maka belajarlah untuk memaafkan kesalahan orang lain. Sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam.
Ada dua hal yang ada pada diri Rasulullah, pertama memiliki kemampuan mengendalikan amarah. Dan kedua senantiasa tidak tergesa-gesa terhadap sesuatu hal. Oleh karenanya kalau ada orang yang menyakiti kita, maka kita pernah tahu apakah kita memiliki 2 sifat yang ada pada Nabi. Jadi perbuatan buruk seseorang itu adalah bentuk ujian kepada kita.
Itu adalah bentuk cara Alloh Ta’ala untuk melatih diri kita untuk menjadi manusia yang lebih berkualitas. Layaknya seperti seorang petinju, seorang petinju akan diuji kemampuannya dalam sebuah sparing dengan lawannya. Begitu juga dengan hinaan orang lain, sebagian ujian apakah kita memiliki sikap dalam mengendalikan amarah dan tidak mudah tergesa-gesa. (KH. Abdullah Gymnastiar)