Aa Gym: Jangan Membandingkan Diri Sendiri Dengan Orang Lain
DAARUTTAUHIID.ORG | Kalau ada orang yang hidupnya sangat senang dipuji dan ingin selalu puji maka bisa dipastikan hidupnya akan penuh dengan kemunafikan. Hidupnya merasa gelisah kalau tidak ada pujian, jika ada yang menghinanya akan mudah kecewa dan marah.
Hati-hati untuk orang yang senang dipuji, itu hanya membangun casing yang menipu diri sendiri. Kita terlalu senang dipuji meskipun pujian tersebut tidak cocok dan tidak layak untuk diri kita sendiri.
Allah tidak akan melihat topeng yang kita bangun, akan tetapi Allah hanya akan melihat isi hati dan amal seseorang. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim)
Oleh karenanya singkirkan keinginan ingin selalu dipuji, karena itu hanya membuat lelah dan capek. Tidak perlu juga membanding-banding dengan orang lain, karena semua orang sudah diberikan rezekinya sesuai dengan kavlingnya masing-masing.
Salah satu contohnya adalah, ada seorang teman yang ekonomi menengah, dia punya mobil yang sudah senior atau tua. Namun, karena ingin mobilnya kelihatan keren seperti orang-orang, akhirnya mobilnya di modifikasi dengan mengganti pelak mobil yang harga cukup mahal, kemudian membelinya dengan cara mencicil.
Apa yang terjadi setelah itu? Ia selalu marah-marah dan menggerutu setiap kali bertemu dengan jalan yang jelek dan polisi tidur. Karena ia mengganti pelak dan ban luarnya dengan yang tipis, makanya setiap ketemu polisi tidur bawaannya selalu tidak nyaman.
Kelihatan masalahnya sepele, tapi karena ingin kelihatan keren batinnya menjadi tidak tenang, bawaannya selalu ingin marah-marah. Padahal yang dipuji juga hanya pelak, tapi karena tergila-gila mengharap pujian hidup menjadi menderita.
Oleh karenanya tidak perlu memaksakan diri untu menjadi orang lain, dengan membanding-bandingkan diri dengan orang lain juga.
Kalau ingin bahagia maka syukuri yang ada, terima apa yang telah ada, tanpa harus mengeluh dengan keadaan. Yang mesti dilakukan adalah memperbanyak ikhtiar dan do’a, kemudian bersabarlah dalam proses ikhtiar dan doa yang sedang kita upayakan. (KH. Abdullah Gymnastiar)