Aa Gym: Jangan Meremehkan Orang yang Sering Berbuat Dosa
DAARUTTAUHIID.ORG — Jangan melihat sebuah dosa yang indah dikenang. Misalkan dimasa muda melakukan pacaran atau cinta monyet, kemudian menganggap kenangan tersebut menjadi sesuatu yang indah.
Seharusnya ketika mengingat dosa dimasa lampau kita mengucapkan istighfar untuk menyesali perbuatan tersebut, agar kita tidak terulang kepada dosa yang sama.
Allah Ta’ala tahu persis siapa orang yang benar-benar menyesal atau tidak. Tidak ada yang disia-siakan oleh Allah dari penyesalan seseorang, Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 222:
اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang bertaubat dan (menyukai orang) yang menyucikan diri.”
Kegembiraan Allah Ta’ala terhadap orang yang taubat, diilustrasikan seperti orang yang ke padang pasir dengan kendaraan unta dan pembekalannya.
Kemudian setelah itu hilang untanya dan tidak ditemukan lagi, kemudian ia berbaring dibawah sebuah pohon dengan keadaan pasrah tidak bisa kemana-mana hingga beranggapan dirinya menunggu waktu mati saja.
Namun, unta yang tadinya hilang tiba-tiba kembali dengan pembekalannya, si pemiliknya tersebut terkejut dan bahagia bukan main.
Kira-kira lebih dari itulah kebahagian Allah ketika menyambut hambanya yang bertobat.
“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az Zumar 39 : 53-54).
Ada orang yang menjadi kekasih Allah karena dosa, yaitu orang yang berdosa kemudian bertaubat kepada Allah Ta’ala.
Orang yang bertaubat yaitu menyesal dan berusaha keras habis-habisan memperbaiki diri sehingga diampun oleh Allah dan diangkat derajatnya.
Itu lebih baik dari pada orang yang tahajud, baca qur’an, dan beramal shaleh lainya, akan tetapi menjadi orang yang sombong, riya, ujub, dan takabbur yang membuat amal tidak diterima.
Oleh karena itu jangan meremehkan orang yang berdosa, boleh jadi ia melampaui orang-orang yang tadinya meremehkannya. Wallahu a’lam bishowab. (KH. Abdullah Gymnastiar)
Redaktur: Wahid Ikhwan