Aa Gym: Jangan Terlalu Mendramatisir Masalah Hidup

DAARUTTAUHIID.ORGSegala masalah yang terjadi dalam hidup kita merupakan sebuah dari dramatisasi yang kita lakukan sendiri. Kita lebih banyak mendapatkan penderitaan sebagai akibat dari ulah kita sendiri, kekhawatiran kita sendiri.

Semua itu terjadi hingga membuat kita terasa tertekan dan terbebani. Seharusnya jika kita sikapi dengan tenang dan kepala dingin, pikiran jernih dan hati yang lapang, kita tidak akan merasakan kerepotan dalam menghadapi kenyataan hidup.

Sebagai contoh, ada seseorang yang merasakan sakit pinggang, kemudian dia memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter. Sebelum berangkat, ia bercerita pada temannya mengenai apa yang dirasakannya itu.

Ia menyampaikan segala keluhan dan kekhawatirannya, jika seandainya yang ia derita adalah penyakit ginjal, maka ia akan menghadapi resiko pengobatan dan perawatan yang cukup mahal.

Semakin menceritakan ketakutan dan kekhawatirannya, maka ia pasti akan semakin terbebani, dan semakin streslah. Beban yang datang disebabkan oleh ketakutan yang ia hadirkan sendiri.

Padahal ia sama sekali belum menjalani pemeriksaan kesehatan ke dokter. Hal inilah yang banyak dialami oleh manusia, yang kemudian menimbulkan penderitaan jiwa dalam diri sendiri.

Cobalah untuk mengendalikan diri sendiri agar bisa terhindar dari sikap yang mendramatisir suanana dan situasi yang berlebihan. Jangan menghadapi masalah yang sedang terjadi dengan berlebihan.

Awas juga, jangan terjebak dalam situasi yang membuat kita mempersulit diri sendiri. Karena sikap itu yang akan semakin memperbesar kesulitan.

Alloh Ta’ala di dalam Al Quran berfirman: “Alloh tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kadar kesanggupannya..” (QS. Al Baqarah: 286)

Setiap episode kehidupan memang tidak mudah, kita pasti akan melewati babak kehidupan yang mudah dan pasti juga akan melewati babak kehidupan yang susah.

Namun setiap babak yang kita lewati pasti punya dampak dalam kehidupan kita, ada hikmah yang bisa diambil jika kita tafakkuri, dan membuat derajat kita akan dinaikkan oleh Alloh jika lulus dari ujian.

Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam memberikan tips yang bisa kita teladani agar terlepas dari jebakan pujian manusia, di antaranya:

Pertama, terus mawas diri supaya tidak terbuai oleh pujian dan pengakuan orang lain. Oleh karenanya, setiap kali ada orang yang memuji beliau, Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam menanggapinya dengan membaca doa:

“Ya Alloh, janganlah Engkau hukum aku karena apa yang dikatakan oleh orang-orang itu.” (HR. Bukhari)

Kedua, menyadari dengan sepenuh hati bahwa hakikat pujian adalah topeng atau casing dari sisi gelap kita yang tidak diketahui oleh banyak orang.

Kalau ada yang memuji kita, itu lebih karena ketidaktahuannya tentang keburukan kita. Oleh sebab itu, Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam berdoa:

“Ya Alloh, ampunilah aku dari apa yang tidak mereka ketahui (dari diriku).” (HR Bukhari).

Ketiga, kalau pujian yang dilontarkan orang lain terhadap kita memang benar, maka Rasulullah juga mengajarkan sebuah doa agar kita memohon kepada Alloh Ta’ala supaya menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Rasullulah ketika dipuji maka ia akan berdoa: “Ya Alloh, jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka kira.” (HR Bukhari).

Semoga kita bisa mengurangi bahkan menghilangkan kebiasaan kita untuk menceritakan segala sesuatu kepada orang lain, yag akhirnya malah membuat kita tersiksa.

Jikapun itu kebaikan yang kita ceritakan, semoga tidak menjadikan kita tinggi hati atas apa yang orang lain bicarakan tentang kita. Wallahu a’lam bishowab. (KH. Abdullah Gymnastiar)

Redaktur: Wahid Ikhwan