Aa Gym: Kebahagian Hidup Tolak Ukurnya Bukan Karena Sering Pamer
[DAARUTTAUHIID.ORG]- Jika sepanjang hidup kita suka pamer maka penyakit cinta dunia tidak akan hilang. Fitrah manusia suka keindahan tapi bukan berarti jadi diperbudak oleh keindahan. Tiada hari tanpa mencari ilmu Tiada hari kecuali bertambah amal dan Tiada hari kecuali akan menambah bersih hati kita dengan manajemen Qolbu.
Membiasakan diri hidup mewah secara tidak langsung kita telah memancing kecemburuan orang lain. Kalau kita sadar akan kesalahan ketika pamer, maka bertaubatlah kepada Allah, karena Allah mencintai kita karena dengan kesadaran tersebut. Kalau kita bertaubat maka saat itulah cinta dan ampunannya tercurah.
Kasih sayang tidak bisa dipaksakan, bisa saja orang berpura-pura pengasih tapi dengan cara itu kelak seseorang tidak akan mendapatkan kemenangan dan kehormatan dari setiap kebencian dan permusuhan selain kehinaan dan penderitaan yang berkepanjangan puluhan tahun sampai saat ini kita hisap tenaga keringat air mata orang tua mereka sampai rela berkorban nyawa mempertaruhkan hidupnya hanya untuk kita.
Rumah tangga yang kurang ilmu adalah rumah tangga yang hanya akrab dengan sikap emosi dan jauh dari kearifan. Bukan dengan pamer harta dengan orang lain, apa lagi orang tersebut termasuk orang susah atau tidak punya. Kegemaran tampil dan pamer kemewahan adalah ciri-ciri orang yang kurang percaya diri terhadap kekuatan dan kematangan pribadinya. Kesombongan bukanlah saat kita senang memakai pakaian bagus namun kesombongan adalah tatkala kita meremehkan orang lain dan menolak kebenaran.
Iman yang teguh adalah kekayaan termahal yang menjadi modal terpenting untuk meraih kemudahan dalam hidupnya ketika manusia diuji kesulitan banyak sekali yang selamat. Namun, ketika diuji dengan kemudahan manusia cenderung jadi lalai sehingga sedikit sekali yang selamat. Sedekah yang paling utama adalah sedekah ketika dalam kondisi lapang dan mampu, maka janganlah kita menunda-nunda bersedekah sampai tiba waktu sempit. Jadilah pribadi yang berbudi pekerti yang baik. (KH. Abdullah Gymnastiar)
______________________