Aa Gym: Mengapa Orang Paham Agama Tapi Kalah dengan Hawa Nafsu
DAARUTTAUHIID.ORG | Kalau ingin menjadi ahli taqwa maka kuncinya ada dua. Pertama, yaitu harus belajar ilmu agama terlebih dahulu. Kalau ingin belajar ilmu agama, maka kunci harus mengenal Alloh Ta’ala terlebih dulu. Kalau tidak mak todakan diberikan kemudahan dalam memahami ilmu agama.
Orang kalau tidak mengenal Alloh, maka setiap amal ibadah shalat yang dilakukannya tidak akan pernah merasa khusu’, setiap zakat dan sedekah yang dia keluarkan juga tidak akan melahirkan akhlakul karimah.
Kalau mengenal Alloh, maka setiap perbuatannya akan selalu ikhlas yang disadarkan kepada Alloh Ta’ala, seseorang akan bersyukur, bersabar, dan ridho apapun ketetapan Alloh yang diberikan kepadanya.
Kedua ialah mujahadah mengalahkan hawa nafsu. Orang yang tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya maka akan menjadi sumber masalah dalam hidupnya. Berapa banyak orang yang paham agama, tetapi tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya.
Apa itu hawa nafsu? Hawa nafsu itu seperti malas. Seseorang tahu tentang sebuah amal kebaikan atau amal shaleh, tetapi ia tidak mau mengerjakannya. Amarah juga bagian dari hawa nafsu, tidak bisa mengendalikan diri, sehingga mudah melakukan perbuatan zdalim.
Orang yang tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya pasti pada akhirnya akan berzina, selingkuh, membunuh, memukul, berbuat zdalim, serakah, korupsi, maling, merampok, begal, dan berbagai perbuatan buruk yang lainnya. Semua itulah yang membuat seseorang jatuh dan kehilangan akalnya.
Kalaupun seseorang tersebut paham agama, akan tetapi kalau tidak mampu mengendalikan hawa nafsunya, maka ia pasti akan terjatuh dan mudah terseret. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Mukmin yang paling utama adalah umat yang selamat dari keburukan lisan dan tangannya. Mukmin paling utama keimanannya adalah yang paling baik perilakunya. Muhajirin paling utama adalah orang yang meninggalkan larangan Allah. Jihad paling utama adalah jihad melawan nafsu sendiri karena Allah.” (HR. Ahmad, Al Tirmidzi, dan Abu Dawud).
Jadi pada kesimpulanya, kalau ingin menjadi ahli taqwa. Pertama belajar agama, kedua belajar mengendalikan hawa nafsu. (KH. Abdullah Gymnastiar)