Aa Gym: Setiap Masalah Pasti Ada Solusinya

[DAARUTTAUHIID.ORG]- Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:

“Tidak akan berhenti ujian kesusahan dan penderitaan terhadap seorang mu’min dan mu’minat, baik yang menimpa dirinya sendiri, anak-anaknya, maupun hartanya, sehingga ia menemui Allah, meninggal dunia dalam keadaan tidak membawa satu dosa pun.” (HR. Tirmidzi). 

Begitulah sebuah hikmah dari ujian dan kesulitan yang datang menghampiri kita. Adakalanya manusia diuji oleh Allah Ta’ala secara terus-menerus atau bertubi-tubi. Hal itu tidak lain adalah akan mengurangi dosa-dosanya. Adapun makna dari hadits di atas ialah bahwa ketika seseorang ditimpa dari satu ke ujian ke ujian yang lain, hingga ia meninggal dunia, maka ia meninggalkan dunia dalam keadaan dosa-dosanya dihapus oleh Allah Ta’ala.

Jangan berprasangka buruk ketika dihadapkan kesulitan hidup atau ujian datang menghampiri kita. Kita menganggap bahwa ujian itu adalah kepahitan, karena kita memakai sudut pandang hawa nafsu saat menilainya. Ada cerita seorang laki-laki yang telah berbuat zina di zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam.

Laki-laki itu datang menghadap kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam menyampaikan perbuatan dosa yang telah diperbuat. Laki-laki itu mengakui kesalahannya dan meminta kepada Rasulullah agar dihukum sesuai dengan ketentuan hukum Islam yaitu hukuman rajam.

Mengapa laki-laki tersebut meminta kepada Rasulullah hal sedemikian? Hal itu ia lakukan untuk menebus dosa yang telah dilakukannya, sehingga ia terbebas dari hukuman di akhirat selama ia bertaubat dan tidak mengulangi kesalahahnya.

Lelaki tersebut juga lebih mengutamakan keselamatan di akhirat ketimbang keselamatan di dunia. Karena setiap manusia yang menjadikan dunia sebagai tujuannya, maka ia akan berat menjalani kehidupan ini. Sedangkan orang yang tujuannya adalah akhirat, insya Allah kehidupan dunia ini akan terasa mudah dan ringan.

Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam juga bersabda:

“Sesungguhnya seseorang yang akan diberi kedudukan tinggi di sisi Allah, sedangkan ia tidak dapat mencapai kedudukan itu dengan amalnya, maka Allah akan terus menerus mengujinya dengan kesusahan dan kesulitan yang tidak disukainya. Sehingga ia dapat menggapai kedudukan tersebut.” (HR. Abu Ya’la).

Betapa Allah begitu sayang kepada kita. Allah bermaksud mengembalikan kita kepada-Nya dalam keadaan suci dari noda dosa. Ujian-ujian tersebut berbagai macam bentuknya. Misalnya adalah tiba-tiba dibenci, dihina, dicaci, dimaki dan dijauhi oleh orang lain.