Aa Gym: Siapa Orang yang Paling Beruntung Ketika Berbaik Baik?

DAARUTTAUHIID.ORG | Kalau kita berbuat baik, siapa yang paling beruntung dari perbuatan baik? Apakah Alloh memerlukan kebaikan dari seorang hamba? Apakah Alloh merasa untung kalau kita berbuat baik? Orang paling beruntung adalah orang yang berbuat baik itu sendiri.

Apakah kita memerlukan ucapan terimakasih dari orang yang kita tolong? Kita tidak memerlukan ucapan terimakasih dari orang yang kita tolong, karena yang paling itu adalah orang yang memberi bukan orang yang diberi.

Orang yang memberi akan menjadi orang yang beruntung, kalau ia memberi dengan niat ikhlas karena Alloh Ta’ala, niatnya mengabdi kepada Alloh, dan agar Alloh ridho dan suka kepada kita. Fokus kita dalam berbuat baik adalah untuk mengharapkan ridho Alloh Ta’ala, bukan mengharapkan ucapan terimakasih dari orang lain.

Sama halnya ketika kita belajar. Mengapa kita melakukan proses belajar dalam hidup? Apakah ingin agar dianggap pintar? Mengapa kita berbuat baik kepada orangtua? Apakah supaya orangtua juga berbuat baik kepada kita? Mengapa kita juga harus bekerja dengan baik dan amanah? Apakah kita bekerja hanya karena mengharapkan sebuah karier?

Tujuan kita belajar, berbakti kepada orangtua, dan bekerja ialah hanya mengharap ridho dari Alloh Ta’ala. Kita tidak perlu mengharapkan apapun selain ridho Alloh Ta’ala, karena takdir tidak mungkin ketukar, semuanya sudah ditetapkan oleh Alloh Ta’ala. Apa yang ditetapkan untuk kita pasti dapat dan apa yang tidak ditetapkan untuk kita pasti tidak ketemu.

Misalkan dalam sebuah perbuatan pertandingan, apakah kita perlu sibuk memikirkan untuk menjadi juara? Kita tidak perlu memikirkan bahwa setiap pertandingan yang kita ikut harus menjadi juara. Namun, yang harus senantiasa kita tanamkan ialah, bagaimana caranya agar setiap pertandingan yang kita ikuti menjadi amal shaleh bagi diri kita sendiri.

Tugas kita dalam setiap pertandingan ialah meluruskan niat karena Alloh Ta’ala, melakukan ikhtiar dan doa dengan maksimal. selanjutnya urusan menang atau tidaknya biarkan takdir yang bekerja, karena sesungguhnya takdir setiap orang tidak akan pernah tertukar. (KH. Abdullah Gymnastiar)