Aa Gym: Yang Terjadi Saat Ajal Menjemput Kita
DAARUTTAUHIID.ORG — Saudaraku, jangan terlena dengan kemudaan kita. Usia yang masih muda bukan jaminan kita masih jauh dari kematian. Karena kematian itu tidak memandang usia, kematian itu tidak mesti menunggu tua.
Bagi orang yang atas izin Alloh pernah mengalami peristiwa di mana ia begitu sangat dekat dengan ajal, maka dia akan lebih berhati-hati menjalani hidup ini, karena boleh jadi tiba-tiba datang peristiwa serupa yang benar-benar menjadi akhir dari jatah hidupnya di dunia.
Alloh Ta’ala berfirman, “Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Alloh), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al Jumu’ah: 8).
Saudaraku, jangan terlena dengan kemudaan kita. Usia yang masih muda bukan jaminan kita masih jauh dari kematian. Karena kematian itu tidak memandang usia, kematian itu tidak mesti menunggu tua.
Bagi orang yang atas izin Alloh pernah mengalami peristiwa di mana ia begitu sangat dekat dengan ajal, maka dia akan lebih berhati-hati menjalani hidup ini, karena boleh jadi tiba-tiba datang peristiwa serupa yang benar-benar menjadi akhir dari jatah hidupnya di dunia.
Jika ajal sudah tiba, maka habis sudah kesempatan kita untuk beramal. Habis sudah kesempatan kita untuk sholat, untuk tahajud, untuk sedekah, untuk shaum, untuk silaturahim. Tidak ada lagi kesempatan kita untuk merasakan nikmatnya ibadah kepada Alloh Ta’ala.
Orang-orang yang kita tinggalkan hanya menangisi kepergian kita sebentar saja. Bahkan mungkin ada yang mendengar kematian kita, kemudian ia ikut berduka dan selesai begitu saja.
Keluarga mungkin akan menjadi pihak yang berduka paling lama, akan tetapi pada akhirnya akan berlalu juga. Pakaian kita akan mulai disedekahkan. Kamar kita akan mulai dibersihkan.
Saat ajal datang, maka kita sudah berakhir di dunia, terputus dengan segala hirup pikuk dunia. Tinggal kita sibuk dengan catatan amal perbuatan kita selama di dunia. Maasyaa Alloh!
Yang beruntung adalah orang yang banyak amal jariyahnya, yang ilmunya manfaat, yang anak-anaknya sholeh-sholehah dan mendoakannya.
Inilah orang yang beruntung karena membawa sebaik-baiknya bekal. Sedangkan yang paling merugi adalah orang yang saat ajal tiba, ia masih saja lalai mempersiapkan bekal kebaikan.
Saudaraku, semoga Alloh Swt. senantiasa memberi kita petunjuk sehingga kita termasuk orang-orang yang beruntung manakala ajal kematian menjemput kita. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.
(KH. Abdullah Gymnastiar)