Amalan-Amalan Ketika I’tikaf
[DAARUTTAUHIID.ORG]- Salah satu yang dianjurkan di malam 10 terakhir Ramadhan ialah beri’tikaf di masjid. Lantas apa amalan-amalan yang bisa dilakukan ketika i’tikaf di masjid? Amalan yang dilakukan selama beritikaf di masjid yaitu amalan yang mendekat diri kepada Allah dan menjauhkan diri dari perbuatan sia-sia.
Amalan yang bisa dilakukan di antaranya ialah:
Pertama, Menunaikan Shalat
Pada malam hari dianjurkan untuk melakukan shalat sunnah sebanyak-banyaknya, karena mendirikan shalat merupakan amalan yang pahalanya besar. Shalat sebagai perantara bagi seorang hamba untuk berkomunikasi dengan Allah Ta’ala.
Kedua, Memperbanyak Membaca Al-Quran
Membaca Al Quran berarti membaca kalam Allah, yang akan memberikan ketenangan bagi seseorang yang membacanya. Selain itu, Al-Qur’an akan memberikan syafaat di hari kiamat kepada siapapun yang membacanya.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda yang artinya: “Bacalah oleh kalian Al Quran. Karena sesungguhnya Al Quran itu akan datang menghampiri kalian di hari kiamat sebagai syafaat.” (HR Muslim).
Ketiga, memperbanyak Dzikir kepada Allah
Orang yang beri’tikaf dianjurkan untuk memperbanyak mengingat Allah. Dzikir yang bisa dibacakan tahmid, tasbih, tahlil, dan istigfar. Dzikir juga sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala akan senantiasa mengingat hamba-hamba yang mengingat-Nya, hal ini sebagaimana diperkuat melalui firman Allah Ta’ala yang artinya:
“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” (QS Al Baqarah : 152).
Keempat, memperbanyak shalawat kepada Nabi
Bershalawat kepada Nabi merupakan amalan yang bisa dilakukan selama I’tikaf. Allah Ta’ala telah memerintahkan untuk senantiasa membaca shalawat karena sebagai jalan untuk mendatangkan rahmat bagi seseorang.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Siapa saja yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah memberinya rahmat sepuluh.” (HR Muslim)
Selain mengerjakan amalan diatas, hendaknya kita juga berhati-hati agar senantiasa meninggalkan perbuatan yang sia-sia. Seperti banyak bicara yang tidak mendatangkan manfaat, berghibah, berpikir atau berprasangka buruk terhadap sesuatu, dan intinya kecenderungan ingin berbuat buruk.