Apa Maksud dan Penjelasan Kata “La Raiba” di Dalam Al-Qur’an

[DAARUTTAUHIID.ORG]- Salah satu pesan yang disampaikan dalam Al-Qur’an adalah la raiba, yang memiliki arti “tiada ada kergauan”. Pesan tersebut beberapa kali disebutkan dalam Al-Quran, misalkan dalam surat Al-Baqarah ayat 2 yang artinya: “Inilah al-Kitab (Al-Quran).Tak ada keraguan padanya. Petunjuk bagi kaum bertakwa.” (QS al-Baqarah: 2).

Setidaknya ada dua makna yang terkandung dalam kata la raiba (tidak ada keraguan). Pertama: Tidak ada keraguan sedikit pun bahwa al-Quran merupakan wahyu dari Allah Ta’ala yang diturunkan kepada Baginda Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam. Kedua, Al-Quran adalah petunjuk jalan yang bisa mengantarkan manusia meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Pesan dalam ayat ini untuk menjawab keraguan sebagian orang kafir yang menganggap bahwa al-Quran adalah karangan Muhammad. Saat itu ia diminta oleh mereka untuk mencitraburukkan al-Quran, juga Muhammad sebagai pembawanya. Padahal Al-Quran merupakan firman Allah yang tidak ada dusta didalamnya dan dijamin kebenarannya.

Semua yang dibicarakan al-Quran adalah benar. Mengenai keimanan, perintah dan larangannya, kisah-kisah masa lalu yang harus diambil hikmahnya, kepastian al-Quran sebagai rahmat dan obat untuk menyembuhkan penyakit hati dalam diri manusia, cerita masa depan manusia dan jagat raya ini, cerita tentang Kiamat, dan lain-lainnya.

Keyakinan ini harusnya seiring dengan perbuatan. Sejatinya senantiasa sejalan dengan tindakan. Jangan sampai al-Quran hanya sekadar jadi bacaan. Tak dijadikan pedoman kehidupan. Jangan sampai al-Quran kita campakkan. Jangan sampai Baginda Nabi shallahu alaihi wassalam, mengadu kepada Allah Ta’ala: “Tuhanku, sungguh kaumku telah menjadikan al-Quran ini sebagai sesuatu yang dicampakkan” (QS at-Furqan: 30).

Menurut mufassir terkemuka, Ibnu Katsir, al-Quran dicampakkan oleh seseorang saat tidak diimani, jarang dibaca, tak direnungi maknanya, tak diamalkan isinya, tak dijalankan perintah dan larangannya dan tidak dijadikan sebagai pedoman hidup dalam mengambil sumber-sumber hukum-hukumnya.

Pada era saat ini ada yang menganggap juga bahwa Al-Qur’an adalah otoritas, sehingga level keilmiahannya dipertanyaka. Secara rasional mungkin bagi beberapa kalangan pernyataan ini dapat dibenarkan, karena memang sifatnya adalah otoritas mutlak dari Allah Ta’ala yang tidak bisa dibantah, sehingga tidak ada ruang debat di dalamnya. Akan tetapi realita inderawi manusiawi menyimpulkan dalam kerangka metodologis, Al-Qur’an seakan tidak bisa dijadikan sebagai argumentasi sebuah kajian, riset dan karya ilmiah.

Akhirnya sebuah karya ilmiah lepas dari standar kebenaran mutlak. Hal ini tentu sebuah pemikiran yang keliru, berapa banyak para ilmuan menemukan dasar dan konsep keilmuan itu sendiri bersumber dari kebenaran Al-Quran itu sendiri. Seperti ilmu kesehatan, pendidikan, teknologi, dan lain-lainnya.

Kini Lembaga Wakaf Daarut Tauhiid Peduli juga bergerak dalam menyelenggarakan Program Wakaf Quran, yang telah menyalurkan banyak mushaf al-Quran ke berbagai masjid di berbagai kota dan kabupaten di Indonesia. Dengan Rp.150.000, kita bisa berwakaf al quran + buku panduan sabiq. donasi sudah termasuk pendistribusian dan pengajaran al quran. Bagi sahabat-sahabat ingin berwakaf silahkan menghubungi dan mengunjungi kantor bagian wakaf Daarut Tauhiid.

Norek: 270.500.3999 an. Yayasan Daarut Tauhiid (Kode bank 016) Maybank Syariah

Informasi : 0812-1313-3650

Allahu a’lam bishowab.. (Shabirin)

______________________

daaruttauhiiid.org