Bahaya Melupakan Al-Quran

“Jagalah al-Quran ini. Demi Allah yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, al-Quran itu lebih cepat terlepasnya daripada unta dari tali ikatannya. (HR. Bukhari dan Muslim).

Banyak manusia yang hidup bekerja keras, berjuang, dan berkorban untuk meraih cita-citanya. Tentunya, kerja keras dalam meraih cita-citanya itu dilakukan agar dapat meraih kebahagiaan hidup. Kebahagiaan hidup yang paling umum ingin diraih oleh manusia tentunya agar terpenuhi semua kebutuhan hidupnya.

Sayangnya, jalan meraih kebahagiaan hidup itu banyak yang tidak sesuai dengan aturan. Berbagai rambu-rambu dan norma di masyarakat diabaikan demi meraih cita-citanya. Padahal, aturan atau norma yang umum di masyarakat itu ada agar manusia dapat menggapai semua yang dicita-citakannya dengan benar, sehingga tidak ada yang dirugikan, dan pada akhirnya ia akan memperoleh ketenangan hidup.

Sebagai seorang muslim, kita seharusnya menyadari semua aturan yang ada dalam al-Quran atau pun hadis Rasulullah saw pada dasarnya untuk kebaikan kita. Al-Quran adalah pedoman hidup, sehingga sudah seharusnya jalan hidup kita tidak bertentangan dengannya. Tentu saja, seluruh isi Quran itu akan menuntun kita memperoleh kebahagiaan. Kebahagiaan itu akan kita peroleh tidak hanya di dunia, tapi juga kelak di akhirat.

Intinya, bila kita menginginkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, maka janganlah menjauhi al-Quran dan melupakannya. Kita harus senantiasa akrab dalam berinteraksi dengan Quran agar memperoleh kemudahan dalam kehidupan ini.

Akibat Melupakan Al-Quran
Allah SWT sudah memperingatkan kita agar tidak melupakan Quran. Orang-orang yang melalaikan al-Quran akan mendapat kesulitan dalam kehidupannya. Sebagaimana firman-Nya, “Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thaha [20]: 124).

Selain akan mendapatkan kesempitan dalam hidupnya, orang-orang yang melupakan Quran juga akan disesatkan jalan hidupnya. Bahkan ia pun akan dibutakan hatinya, lupa terhadap identitas hakiki sebagai makhluk Allah, dan juga digolongkan termasuk orang munafik dan fasik.

Allah SWT berfirman, “Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.” (QS. al-An’am [6]: 125).

“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” (QS. al-Hajj [22]: 46).

Dalam ayat lain, Allah berfirman, “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS. al-Hasyr [59]: 19).

Kesesatan memang senantiasa mengiringi hidup orang-orang yang melupakan Quran, karena memang tidak ada yang memberikan petunjuk kepadanya. Yang ada justru syetan yang akan selalu menemani dan menyesatkannya. Hal ini ditegaskan Allah dalam al-Quran surah az-Zukhruf [43] ayat 36.

Sebagaimana firman-Nya, “Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah, Kami adakan baginya syetan maka syetan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.”

Pentingnya Menjaga Al-Quran
Dalam sebuah hadis Rasulullah mengatakan bahwa menjaga al-Quran itu bagaikan menjaga seekor unta. Bila unta kita perhatikan, talinya diikat dengan kuat, insya Allah unta itu tidak akan kabur. Namun bila tali unta tidak diikatkan, maka sudah dipastikan ia akan pergi meninggalkan kita.

Dari Abu Umar berkata Rasulullah, “Perumpamaan ahli al-Quran adalah bagaikan unta yang terikat; jika diperhatikan ikatannya tetap tertahan, dan jika dilepas pergi berlari.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Karenanya, kita harus senantiasa menjaga Quran dengan sungguh-sungguh. Kita seharusnya takut terhadap malapetaka yang akan menimpa kita bila kita menjauhkan diri dari al-Quran. Menjadi ahli Quran harus senantiasa kita upayakan dengan sungguh-sungguh. Dengan menjadi ahli Quran, Allah SWT akan menjadikan kita sebagai salah satu keluarganya di bumi ini, insya Allah. Wallahu a’lam. (daaruttauhiid)

sumber foto: liputan6.com