Beginilah Cara Kita Memahami Dunia
[DAARUTTAUHIID.ORG]- Tidak semua orang mengenal Allah dengan baik, sekalipun orang tersebut adalah orang Islam. Ada juga yang mengenal Islam, tetapi keyakinannya kepada Allah tidak begitu kuat. Ada beberapa orang yang diberi nikmat memahami dan mengetahui ilmu bagaimana mengenal Allah.
Nikmat ilmu memahami Allah membuat keyakinan kita semakin kuat dan dekat dengan Allah. Jadi nikmati terbesar itu bukan karena kita memiliki dunia beserta isinya. Tetapi nikmat yang besar adalah ketika dekat bersama Allah setiap saat. Kalau kita lihat dunia ini hanya begitu saja, jadi tidak perlu membuat kita terheran-heran, dunia ini hanya sementara dan sifatnya kerap kali menipu.
Dunia ini terus berputar sesuai dengan siklusnya dan kita pasti akan merasakan perputaran sebuah roda. Kaya kemudian miskin, jatuh bangun lagi, berkuasa suatu saat akan turun lagi, dan adakalanya sehat tapi akan merasakan sakit juga, ada tiada, dipuji kemudian dicaci, lapang dan sempit. Semua itu dengan mudah diatur oleh Allah Ta’ala.
Oleh karena itu yang terpenting adalah bagaimana mengelola perasaan kita, bagaimana memaknai sebuah perubahan, kadang senang dan terkadang bahagia, giliran sakit menerima keadaan tersebut menjadi sebuah takdir atas kehendak Allah, ada saatnya diberi dan ada saatnya diambil. Namun yang paling penting dari semua itu adalah bagaimana menyikapinya dengan tenang dan benar, tidak riweh dengan persoalan yang ada. Kunci ridho atas apa yang telah menimpa kita sambil muhasabah diri dan evaluasi diri.
Kuncinya adalah diberi syukur, ditahan sabar, dan diambil ridho. Begitulah sebenarnya konsep rezeki dari Allah kalau kita mampu memahaminya. Jadi belajar untuk menikmati setiap sajian kejadian yang diberikan Allah, yang membuat kita semakin kuat keyakinan kepada Allah, semakin dekat juga dengan Allah, semakin bergantung atau berharap dengan Allah dan semakin puas dengan segala pemberian Allah. Yakinlah semua itu yang paling mahal dalam hidup ini, kalau dunia hanya begini saja dan tidak akan istimewa sama sekali. (KH. Abdullah Gymnastiar)
____________________