Hoax Biangnya Masalah

Berita adalah sumber informasi penting yang dibutuhkan oleh semua orang. Tetapi bagaimana jika berita yang diterima belum jelas kebenarannya atau bahkan bohong? Akhir-akhir ini, sering sekali muncul berita atau informasi yang tidak benar atau biasa disebut dengan berita hoax atau bisa juga fakta yang direkayasa.

Berita hoax biasanya digunakan untuk lelucon, tetapi hoax juga bisa dijadikan alat untuk pencitraan atau bahkan menjelekkan citra seseorang atau kelompok untuk suatu tujuan tertentu. Biasanya berita hoax ini jika tidak hati-hati akan memicu pertengkaran, salah paham, bahkan perpecahan. Karenanya, hoax juga bisa disebut sebagai biangnya masalah.

Teknologi di era digital ini semakin maju dan masyarakat semakin leluasa memanfaatkannya, baik dalam hal positif maupun negatif. Ada yang memanfaatkannya untuk menarik perhatian, bermuamalah, membuat kecemasan, kebencian, permusuhan, bahkan ada juga yang memanfaatkan media sosial sebatas hiburan. Di media sosial juga banyak yang berani bersuara atau berpendapat namun tidak diiringi rasa tanggung jawab dan tanpa adanya saringan saat mempublikasikannya.

Alangkah baiknya, kita jangan tergesa-gesa menyebarkan suatu kabar apalagi jika kita sendiri tidak tahu kebenaran berita tersebut. Telitilah dengan baik dan jangan sampai kita menyebarkan berita bohong yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu,” (QS. al-Hujurat [49]: 6)

Tak hanya merugikan diri sendiri, Hoax juga sangat merugikan orang lain, terutama generasi muda karena generasi muda adalah generasi yang paling banyak memanfaatkan media sosial saat ini. Ketika mendapati sebuah berita, seringnya mereka fokus terhadap isi beritanya bukan sumber beritanya. Generasi muda ini dikenal memiliki semangat yang tinggi, karenanya, generasi ini juga memiliki semangat lebih untuk menyebarkan berita-berita yang didapatkannya dibanding generasi-generasi sebelumnya.

Tak dapat dipungkiri, beragam informasi saat ini dapat dengan mudah kita dapatkan baik dari media sosial, elektronik, cetak dan sebagainya. Kita juga harus bijak dalam menggunakan media sosial. Sebaiknya, media sosial digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat misalnya berbagi tips yang bermanfaat, menyebarkan dakwah atau ilmu-ilmu yang bermanfaat lainnya. Selain itu, kita juga harus bijak dalam menyikapi informasi maupun berita di zaman yang semakin canggih ini. Pastikan sumbernya jelas dan ketika akan menyebarkan ke orang lain, harus dipastikan kebenarannya. Janganlah langsung percaya dengan berita atau informasi yang memicu kebencian dan perpecahan.

Rupanya, berita hoax ini sudah ada sejak zaman Rasulullah saw, salah satunya yang paling masyhur adalah kisah Sayyida ‘Aisyah ra. yang difitnah oleh Abdullah bin Ubay bin Salul. Saat itu, ‘Aisyah ra. diberitakan telah berselingkuh dengan Shafwan. Berita tersebut tersebar di kota Madinah sehingga menimbulkan kegoncangan di kalangan kaum muslimin.

Tuduhan tersebut berdampak kepada sikap Rasulullah kepada ‘Aisyah. ‘Aisyah sangat sedih karena perbuatan Abdullah bin Ubay bin Salul ini. Fitnah ini berlangsung hingga satu bulan lamanya. Sampai akhirnya, Allah mengabarkan kabar gembira kepada Rasulullah bahwa ‘Aisyah terbebas dari segala tuduhan perselingkuhan dan fitnah itu. Kisah ini memberikan hikmah penting bahwa jangan mudah percaya dengan berita yang datang kepada kita, apalagi berita tersebut mengandung “aroma” kebencian terhadap seseorang.

Oleh : Darwati Santri Daarut Tauhiid, sumber foto : Warta Kota – Tribunnews.com