Ini Hikmah Arafah dari Aa Gym

Ritual paling utama dari rangkaian ibadah haji adalah wukuf di Padang Arafah. Wukuf di Arafah dilihat dari konteks rukun haji merupakan rangkaian kegiatan yang tidak boleh ditinggalkan dalam situasi dan kondisi sakit seperti apa pun. Hal tersebut disampaikan Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhiid (DT), KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) dalam salah satu tausiahnya yang membahas tentang wukuf, yang diunggah di kanal Youtube.

Aa Gym mengatakan, wukuf arafah sangat penting sebagai salah satu syarat rukun haji. Karena itu, untuk mereka yang sakit parah sekali pun dilakukan safari wukuf. Sebagaimana Rasulullah bersabda, “Al-hajju ‘arafah, Haji itu Arafah.”

“Wukuf itu sangat diutamakan, sebagai bentuk kecintaan terhadap agama, dan kecintaan itu harus menyesuaikan dengan ketentuan, dan wukuf itu salah satu syarat. Maka hal itu harus diutamakan,” kata Aa Gym, Senin (3/8).

Kata arafah secara bahasa berasal dari kata ‘arafa yang berarti mengenal, mengenali, atau mengetahui. Aa Gym mengatakan, arafah dapat dipahami sebagai momen mengenal jati diri masing-masing. Mengenal dari mana ia berasal dan hendak ke mana ia kembali.

“Pengenalan terhadap jati diri manusia sangat penting agar sisa-sisa perjalanan hidup yang tidak gratis, melainkan harus dipertanggungjawabkan ini, dapat terkontrol. Tanpa pengenalan jati diri, seseorang sering kali menjadikan dirinya manusia yang sombong dan egois dengan penemuan jalan hidupnya,” ujarnya.

Perjalanan haji menuju arafah menandai perjalanan untuk mencairkan kebekuan hati, karena di arafah semua jamaah haji menjadi orang terbuka atas dosa-dosa yang selama ini disembunyikan. Di hadapan Allah SWT, lanjutnya, setiap jamaah haji harus jujur bermohon agar semua peristiwa masa lalu terkubur dan membuka lembaran kehidupan baru, lembaran ketakwaan. Itulah makna perenungan wukuf haji di Padang Arafah.

“Latihan mengenal jati diri lewat media wukuf di arafah harus bisa mengantarkan jamaah haji kepada perubahan sikap dan perilaku, setiap saat mengenai makna hidup. Melalui momentum perenungan walau sejenak seluruh perjalanan hidup dapat terbaca, yang baik atau yang buruk,” kata Aa Gym.

Seringkali manusia sulit mengajak hati untuk mampu berdialog dengan diri, karena tertutupi hawa nafsu dan kemauan nafsu syaithaniyah. Namun, kata Aa Gym semua orang saat wukuf di arafah kebekuan hawa nafsu itu bisa mencair dengan mudah karena rahmat Allah SWT.

“Cobalah sesekali kita merenungkan profesi kita. Merenungkan sikap kita terhadap bawahan, merenungkan sikap kita terhadap hak-hak orang lain, terutama kaum lemah. Benarkah kita telah menjadi pelayan masyarakat yang baik, atau kita hanya bekerja mencari upah, bahkan memeras darah orang-orang lemah. Betapa banyak hak orang lain terabaikan, betapa banyak hak rakyat tersembunyikan,” tegasnya.

Aa Gym menilai, perenungan seperti itu sangat penting untuk mengukur kembali apakah benar kita telah melaksanakan wukuf di arafah. Apakah kita benar telah melepaskan pakaian berjahit dengan pakaian ihram, simbol ditinggalkannya segala sesuatu yang diharamkan Allah SWT.

“Sejarah kehidupan manusia sejak dahulu membuktikan bahwa orang-orang yang memiliki kekuasaan, kekayaan, dan pengaruh di masyarakat tidak mudah tersentuh oleh hukum dan keadilan. Mereka sering kali karena kerapuhan imannya berbuat sewenang-wenang, tamak (serakah), mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan, dan meremahkan keluhuran budi. Sifat-sifat tersebut, sering kali membuat hati menjadi keras dan kering, bila sesekali tidak dicuci dalam wadah perenungan wukuf di arafah,” tuturnya. (Elga)