Innalillahi, Gempa Cianjur Telan Banyak Korban Jiwa

DAARUTTAUHIID.ORG | CIANJUR — Dingin dan lapar, inilah yang dirasakan para penyintas gempa Cianjur pada malam pertama pasca gempa 5,6 magnitudo, Senin (21/11) siang.

Dengan alas terpal dan atap seadanya, mereka bertahan dari dinginnya malam yang menusuk tulang.

Sebagian dari mereka juga harus menahan sakit karena luka-luka akibat tertimpa reruntuhan dan menahan kesedihan yang mendalam karena ditinggal keluarga tercinta.

Hingga malam hari, warga belum berani masuk atau tinggal ke rumah masing-masing lantaran rumah mereka rusak dan takut tertimpa reruntuhan.

Dengan penerangan terbatas, para penyintas mencoba mencari sisa-sisa barang yang masih bisa digunakan dan menemukan saudara-saudara mereka yang masih tertimbun reruntuhan bangunan.

“Mereka masih mencari keluarganya yang masih tertimbun reruntuhan, seperti di daerah Jambudipa,” kata Koordinator Program Kebencanaan DT Peduli, Andri Adi, Selasa (22/11/2022).

Andri menjelaskan, di Warung Kondang, Nagrak, dan Cugenang tidak ada listrik lantaran banyak tiang listrik dan gardu PLN roboh.

Akibatnya, para pengungsi harus melalui malam pertama di pengungsian tanpa penerangan.

Pengungsian di Kampung Garogol Legok misalnya. Di pengungsian ini terdapat sekira 200 KK yang tinggal dengan perlengkapan seadanya dan tanpa penerangan.

Padahal, di pengungsian itu masih ada dua orang meninggal dunia, 4 orang ibu hamil, dan 2 orang luka-luka karena tertimpa atap dan lemari.

Kondisi serupa juga dialami para penyintas di pengungsian Kp. Garogol Kidul, Desa. Cibulakan, Kec. Cugenang.

Pengungsian alakadarnya ini dihuni sekira 40-50 penyintas. Kondisi semakin memprihatinkan karena sejak siang mereka belum makan.

“Beralaskan tikar , beratapkan terpal, mereka tinggal di halaman. Kasian, mereka banyak yang belum makan dari siang tadi. Banyak anak-anak juga,” kata Relawan DT Peduli Sukabumi, Gina Muharram.

Andri Adi kembali menjelaskan, kebutuhan mendesak saat ini adalah makanan dan minuman siap santap, Emergency Shelter Kit (terpal, selimut, alas tidur, sarung, alat penerangan), dan pakaian.

Layanan medis, air mineral, alat evakuasi, dapur umum, dan layanan dukungan psikososial juga sangat dibutuhkan saat ini.

“InsyaAllah, DT Peduli berupaya memberikan bantuan semaksimal mungkin kepada para penyintas. Semoga Allah memberikan keselamatan dan kesehatan buat semuanya,” tutupnya.

Berdasarkan data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, pukul 20.00 WIB, tercatat 162 orang meninggal dunia, 326 orang luka-luka, dan 13.784 orang terpaksa mengungsi.

Gempa juga mengakibatkan ribuan unit rumah, fasilitas umum, sekolah, tempat ibadah, jalan, dan jembatan rusak. Tak hanya itu, gempa juga mengakibatkan longsor di beberapa titik dan akses ke lokasi bencana terputus. (Astri)

Red: WIN

_________________________________________

DAARUTTAUHIID.ORG