Islam Adalah Akhlak dan Kekuatan

Meskipun akhlak menurut para pakar sosiologi akan berubah dan berkembang sepanjang zaman karena merupakan hasil pengalaman individu, tetapi menurut Islam akhlak itu bersifat konstan, tidak akan berubah seiring perubahan zaman maupun tempat, terutama akhlak yang terkait dengan perilaku-perilaku terpuji yang ditetapkan oleh agama atau perilaku-perilaku tercela yang diharamkan oleh agama. Maka dari aspek ini, akhlak bukanlah hasil pengalaman individu, tetapi ia merupakan ketetapan-ketetapan, nilai-nilai, dan adab-adab agama.

Akhlak dalam Islam adalah kumpulan prinsip dan nilai yang mengatur tingkah laku seorang Muslim. Prinsip-prinsip dan nilai-nilai itu ditentukan oleh wahyu untuk mengatur kehidupan manusia dan wahyu juga membuat sejumlah ketentuan untuk kehidupan manusia yang memungkinkannya mewujudkan tujuan dari eksistensi manusia di muka bumi ini, yaitu untuk beribadah kepada Allah Ta’ala yang akan mengantarkan menuju kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.

Akhlak Rasulullah dan beliau adalah qudwah bagi seluruh kaum Muslimin adalah Al Qur’anul Karim, sebagaimana yang diriwayatkan dari Aisyah r.a. ketika ditanyai tentang akhlak Rasulullah, kemudian dia menjawab, “Akhlak beliau adalah Al-Quran.”

Akhlak Islam secara umum berpijak di atas tiga pilar. Pertama, pertanggungjawaban pribadi yang tercermin di dalam firman Allah swt.,

كُلُّ نَفْسٍۢ بِمَا كَسَبَتْ رَهِيْنَةٌۙ

“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.” (QS. Al-Mudatsir: 38)

Kedua, keadilan dan ihsan yang tercermin di dalam firman-Nya,

اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An-Nahl: 90)

Ketiga, mencegah perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan yang tercermin di dalam firman-Nya, “… dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan (An-Nahl: 90).”

Inilah tiga pilar yang menjadikan kaum Muslimin sebaik-baik umat yang dimunculkan untuk umat manusia dan yang menjadikan manhaj mereka sebagai solusi bagi semua masalah kehidupan manusia. Selain kelembutan akhlak, Islam adalah kekuatan. Terkadang kekuatan itu bermakna kekuatan materiil, yakni sebuah kemampuan yang menghasilkan pengaruh. Terkadang kekuatan itu juga bermakna kekuatan hati, yaitu motivasi untuk melakukan perbuatan tertentu.

Kekuatan itu adakalanya juga bersifat psikologis yang bergantung pada pengalaman-pengalaman yang disadari. Juga terkadang bersifat sosial ketika kekuatan itu mendorong ke arah aktivitas sosial. Islam adalah kekuatan dengan segenap makna tersebut. Jadi, Islam adalah kekuatan nonmateri yang tercermin dalam keimanan yang mendorong kepada amal. Ia adalah kekuatan materi yang tercermin dalam jihad fii sabilillah. Ia adalah kekuatan jiwa yang muncul dari pengalaman-pengalaman yang menjadikan seorang Muslim berpegang teguh pada akhlak dan tingkah laku Islam dalam semua urusannya. Ia juga kekuatan sosial yang mendorong individu untuk melakukan kebaikan dan memprioritaskannya serta mempersembahkannya untuk seluruh manusia. (Wahid)

 

sumber: Syarah Arkanul Baiah