Israel Lanjutkan Pembantaian, Usai Bolehkan Bantuan Masuk: 43 Warga Gaza Syahid
DAARUTTAUHIID.ORG | JAKARTA — Konvoi truk pengangkut bantuan kemanusiaan dilaporkan mulai memasuki Jalur Gaza dari Mesir melalui perlintasan Rafah pada Ahad (27/7/2025) pagi.
Masuknya bantuan ke Gaza dilakukan di tengah meningkatnya tekanan internasional dan peringatan dari organisasi-organisasi bantuan tentang bencana kelaparan di wilayah kantong yang terkepung tersebut, seperti dilaporkan Palestine Chronicle dan dikutip Republika di Jakarta.
Militer Israel mengumumkan penangguhan sementara operasi militer di tiga wilayah Jalur Gaza—Al-Mawasi, Deir al-Balah, dan Kota Gaza—yang berlaku setiap hari mulai pukul 10.00 hingga 20.00 waktu setempat, hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Militer Israel juga menetapkan “rute aman” untuk konvoi bantuan makanan dan medis mulai pukul 06.00 hingga 23.00 setiap hari. Wilayah-wilayah ini belum pernah menjadi objek operasi darat Israel sejak Maret lalu, ketika militer penjajah melanjutkan operasinya di Jalur Gaza.
Militer Israel selanjutnya mengumumkan penerjunan tujuh paket bantuan berisi tepung, gula, dan makanan kaleng melalui udara ke wilayah-wilayah di Jalur Gaza utara. Penjajah menyatakan telah mengaktifkan kembali saluran listrik untuk mengalirkan listrik ke pabrik desalinasi selatan di Gaza.
Cairo News Channel lewat unggahannya di media sosial menyatakan, konvoi bantuan Mesir telah mulai memasuki Jalur Gaza melalui perlintasan Rafah.
Rekaman video menunjukkan truk-truk yang mulai memasuki daerah perbatasan. Saluran tersebut juga melaporkan kedatangan truk-truk bantuan di perlintasan Kerem Shalom sebagai persiapan untuk memasuki Gaza.
Tentara Israel mengeklaim langkah-langkah ini merupakan bagian dari “koridor kemanusiaan” yang baru dibentuk untuk memfasilitasi pengiriman bantuan PBB. Gencatan senjata kemanusiaan juga dilakukan di daerah-daerah padat penduduk, terutama di Gaza utara.
Meski demikian, Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, mengecam keras masuknya bantuan ke Gaza. Ekstremis sayap kanan tersebut menyebutnya sebagai “kesalahan besar” yang membahayakan nyawa tentara Israel.
Ia mengeklaim bahwa Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas, mengeksploitasi koridor-koridor kemanusiaan ini. Ben-Gvir menyatakan ketidakpuasan atas pengecualiannya dalam keputusan terkait bantuan, menyebutnya “sangat berbahaya.”
Sumber-sumber Palestina mengonfirmasi pengiriman bantuan melalui udara ke Gaza utara, sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa menegaskan kembali bahwa pengiriman bantuan melalui udara tersebut hanyalah “pengalihan” dari kenyataan pahit di lapangan dan gagal mengatasi akar penyebab krisis.
Sementara itu, militer Israel menyerahkan tanggung jawab distribusi bantuan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi-organisasi internasional. Penjajah menyatakan harapannya untuk meningkatkan efektivitas distribusi dan memastikan bahwa bantuan tidak sampai ke Hamas.
Meskipun gencatan senjata dan langkah-langkah kemanusiaan telah dideklarasikan, operasi militer Israel terus berlanjut di seluruh Gaza. Sumber-sumber medis melaporkan bahwa 43 warga Palestina meninggal dunia oleh pasukan Israel sejak Ahad dini hari, termasuk 29 pekerja bantuan.
Empat warga Palestina, termasuk anak-anak, syahid dan enam lainnya luka-luka dalam serangan udara Israel yang menargetkan sebuah tenda pengungsi di dekat pabrik desalinasi di daerah al-Barakah, selatan Deir al-Balah. Korban luka dibawa ke Rumah Sakit Syuhada al-Aqsa.
Seorang gadis meninggal dan beberapa lainnya luka-luka dalam pemboman Israel terhadap sebuah apartemen hunian di lingkungan Al-Rimal, sebelah barat Kota Gaza, menurut koresponden Al Jazeera.
Rumah Sakit Al-Awda melaporkan sembilan warga Palestina gugur dan setidaknya 50 lainnya luka-luka saat menunggu bantuan di dekat persimpangan Netzarim di Gaza tengah.
Di Khan Younis, lima warga Palestina dari satu keluarga, termasuk anak-anak, syahid, dan beberapa lainnya luka-luka setelah sebuah pesawat nirawak Israel menargetkan sebuah tenda yang menampung para pengungsi di wilayah Asdaa.
Kompleks Medis Nasser mengonfirmasi bahwa tujuh warga Palestina syahid dalam penembakan terhadap tenda-tenda pengungsi di wilayah Mawasi, Khan Younis.
Enam lainnya, termasuk dua anak-anak, meninggal. Sementara itu, beberapa warga Gaza lainnya, mengalami luka-luka akibat tembakan tentara Israel di dekat sebuah pusat bantuan di barat daya kota.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah melancarkan perang genosida di Jalur Gaza, yang ditandai dengan pembunuhan massal, kelaparan, penghancuran, dan pengungsian paksa, meskipun telah berulang kali diserukan dan diputuskan oleh Mahkamah Internasional yang menuntut penghentian agresi.
Genosida ini, yang dilakukan dengan dukungan penuh Amerika, telah mengakibatkan lebih dari 204.000 warga Palestina tewas atau terluka—sebagian besar perempuan dan anak-anak—serta lebih dari 14.000 orang hilang. Ratusan ribu orang telah mengungsi, dan kelaparan telah merenggut nyawa lebih banyak lagi.**
Redaktur: Wahid Ikhwan
Sumber: Republika
