Menjadi Pribadi Wara’ Agar Tidak Menjadi Tamak

[DAARUTTAUHIID.ORG]- Jadi seorang muslim yang wara’, berhati pada sesuatu hal yang bukan milik kita. Jangan menjadi orang yang tamak menginginkan segala hal, bahkan menginginkan semua yang ada dalam pikiran kita. Kalau kita menjadi tamak suka mengambil yang bukan hak kita, karena hawa nafsu yang menguasai kita. Bahkan hal sekecil sekalipun.

Misalkan masuk ke kamar mandi, ada shampo tapi tidak jelas milik siapa, maka lebih baik keramas tanpa shampo karena belum jelas. Jika ada keperluan untuk menelpon, maka tidak menggunakan telpon kantor untuk kepentingan pribadi. Tidak menggunakan komputer kantor selain hanya digunakan untuk keperluan yang diamanahkan.

Saya punya teman di salah satu lembaga atau institusi, posisinya sebagai manager. Didepan ada alat telepon, namun ketika ingin menelpon ibunya tidak berani menggunakan telpon kantor, dia menggunakan telpon umum ketika jam istirahat. Seperti pinjam pensil sebenarnya sesuatu sensitif, kalau kita pinjam artinya tinta akan berkurang atau kepake, seharusnya kita bukan minjam tapi minta tinta. Kalau kita menggunakan kata pinjam berarti kita harus mengembalikannya dengan utuh. Setidaknya mengucapkan “maafnya tintanya kepakai”.

Meminjamkan motor, tapi bensinnya tidak diiisi maka harus minta dhalalkan kepada pemilik motor, karena ketika kita pinjam bensin kendaraan motor orang berkurang. Contoh lain adalah ketika masuk ke toilet umum, disana ada tulisan 2.000. Namun karena pejaga toiletnya lagi tidur atau tidak ada pejaga, ketika menggunakan kesempatan tersebut untuk lolos dan tidak bayar.

Jadi seorang akan selamat agamanya jika  wara’. Maka kita harus berhati-hati, jangan mau menggunakan sesuatu yang bukan hak kita tanpa seizinnya. Ingatlah, bahwa semua kebaikan yang kita lakukan pasti disaksikan oleh Allah Ta’ala dan pasti akan ada balasannya. Kemudian ingat sebaliknya juga, bahwa setiap dosa atau maksiat yang kita lakukan, pasti disaksikan oleh Allah dan pasti akan ada balasanya juga. Mau percaya atau tidak itu pasti akan ada.

Orang yakin kepada Allah pasti merasa setiap apa dia kerjakan diawasi oleh Allah Ta’ala, maka perbuatannya akan lebih berhati-hati melihat yang mana buruk dan yang mana yang baik. Seperti firman Allah Ta’ala dalam Quran yang berbunyi:

“Famaiy ya’mal mithqala zarratin khai raiy-yarah, Wa maiy-y’amal mithqala zarratin sharraiy-yarah”

Yang artinya: “Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”

(KH. Abdullah Gymnastiar)

_________________________

daaruttauhiid.org