Jangan Sibuk dengan Penilaian Makhluk

Di dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan, seseorang pernah berkepada kepada Rasulullah saw, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku sewaktu-waktu melakukan amal kebaikan dengan niat karena Allah, namun sementara itu aku juga ingin agar amalku dilihat oleh orang lain.” Mendengar pernyataan ini Rasulullah saw pun diam, tidak memberikan jawaban sedikitpun, sehingga Allah SWT menurunkan ayat kepada beliau saw, “Barangsiapa mengharapkan perjumpaan dengan Robb-nya, maka hendaklah ia melakukan amal salih, dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Rabb-nya.” (QS. Al Kahfi [18] : 110).

Jika kita mendambakan kehidupan yang tenang dan bahagia, berjumpa dengan Allah SWT, maka hendaklah kita menjauhi perubatan syirik. Baik itu yang tergolong syirik besar maupun syirik kecil seperti riya’, atau berharap amal dilihat dan dipuji orang lain. Sesungguhnya syirik merupakan kezaliman yang besar.

Walaupun seseorang beramal kebaikan yang sangat besar dalam ukuran manusia, walaupun seseorang berdakwah dengan sangat fasih dan sangat lengkap dengan dalil-dalil al-Quran dan As Sunnah namun jika di dalam hatinya yang ada adalah harapan agar dilihat dan dipuji makhluk maka sia-sialah amalnya itu, bahkan bisa menyeretnya ke dalam neraka.

Demikianlah bahaya dari mencari penilaian makhluk. Padahal sehebat apapun manusia memuji kita, sebesar apapun manusia memberi penghargaan kepada kita, semua itu tidak ada-apanya dibandingkan dengan penilaian hakiki dari Allah SWT. Apa artinya penilaian makhluk jika di hadapan Allah kita tidak berharga, apa artinya pujian makhluk jika dalam penilaian makhluk kita tidak terpuji. Sedangkan barangsiapa yang mendapat kedudukan tinggi di hadapan Allah, maka sesungguhnya ia akan mendapatkan derajat tinggi pula di hadapan seluruh makhluk. Maasyaa Allah.

Oleh karena itu, marilah kita beramal sholih tanpa sibuk memikirkan apakah orang lain melihat atau tidak, yang terpenting bagi kita adalah sibuk memikirkan apakah Allah rida atau tidak. Jadikan penilaian Allah yang utama. Semoga kita termasuk orang-orang yang amalnya diterima oleh Allah SWT. Aamiin yaa Robbal’aalamiin.
[KH. Abdullah Gymnastiar]