Jarak & Medan Berat Tak Surutkan Langkah Santri Belajar Al Qur’an

Jambi Jarak yang jauh dan medan yang terjal tidak menjadikan santri Baitul Qur’an DT Peduli Jambi surut langkah dalam menapak langkah untuk belajar Al-Qur’an.

Hal serupa juga dilalui oleh para ustadz yang harus mengajar para santri, tepatnya di Bukit Baling, Sakernan, Muaro Jambi. Di tengah kebun sawit diatas aset wakaf Baitul Qur’an yang lokasinya cukup jauh dari pemukiman warga.

Dwi Putro selaku Staf program DT Peduli Jambi, menyampaikan bahwa lokasi yang jauh dari masjid membuat para santri dan ustadz terpaksa melaksanakan salat di asrama. Namun, khusus salat Jum’at, mereka harus berjalan jauh untuk sampai di masjid terdekat.

“Kalau salat lima waktu masih bisa di asrama, tapi kalau untuk shalat Jum’at belum memenuhi syarat dari jumlah makmumnya. Santri harus jalan kaki dulu sekitar 30 menitan, melewati kebun sawit untuk sampai ke masjid. Karena di asrama belum ada masjid dan masjid terdekat di pinggir jalan raya juga lumayan jauh,” ujarnya.

Perjuangan para santri untuk menghafal Al-Qur’an di Kawasan Wakaf Terpadu DT Jambi ini juga sangat terasa sulit jika hujan turun. Putro menuturkan, jalanan sangat licin untuk dilewati jika hujan turun.

“Terkadang kalau ada mobil atau motor baru bisa lebih mudah kalau mau belanja ke luar untuk beli kebutuhan sehari-hari. Para ustadz juga harus sangat berjuang. Asrama di tengah-tengah kebun sawit, apalagi kalau lagi hujan, butuh perjuangan, beberapa titik jalannya pun licin banget,” tambah Putro. (Wahid)

 

Red: WIN