Keretakan Rumah Tangga

Menikah? Mungkin hanya orang-orang yang mempunyai alasan yang sangat khusus saja yang tidak ingin menjalaninya. Sebagai manusia, menikah adalah sesuatu yang fitrah yang sudah digariskan Allah, karena manusia memiliki kecenderungan terhadap setiap lawan jenisnya.

Pernikahan merupakan wujud baru dalam kehidupan. Pernikahan adalah rahmat dan nikmat dari Allah subhanahu wata’ala, dengan pernikahan itu manusia merasakan kasih sayang, kedamaian, kelembutan dan nikmatnya kehidupan.

Namun, bahtera rumah tangga yang dibayangkan itu tidak semudah membalikan telapak tangan. Setiap orang mengharapkan rumah tangga akan menjadi sesuatu yang amat terindah, bahagia, penuh dengan pesona. Akan tetapi, tidak sedikit kenyataan yang kita saksikan, banyak rumah tangga yang dari hari kehari-hanya diisi oleh perpindahan dari kecemasan, kegelisahan dan penderitaan.

Ternyata, apa yang dibayangkan pesona keindahan itu selalu menjauh bahkan akan pergi entah kemana. Wujud ketentraman batin yang diharapkan hanya menjadi buah bibir saja. Sakinah mawadah, warahmah itu, harus dibangun diatas peras keringat dan kesungguhan. Yakni, mengerahkan segala daya dan upaya dalam pengertiannya secara benar. Dari itu, pantas jika banyak rumah tangga yang berantakan.

Benih Keretakan
Mahligai rumah tangga yang tidak ada keselarasan dalam pandangan hidup, cara berpikir, menyampaikan informasi akan berbuah pada keretakan keluarga bahkan kehancuran selamanya. Saat seperti itu, permasalahan sekecil apapun akan berujung pada perselisihan. Sebagai contoh: Pertama, kemapanan ekonomi. Ekonomi punya peranan penting dalam menjaga keutuhan perkawinan. Sebagian besar, ketidak seimbangan dalam ekonomi rumah tangga menyebabkan keretakan bahkan sampai perceraian dalam sebuah rumah tangga.

Padahal, keuangan bukanlah segala-galanya dalam keluarga. Keungan hanya salah satu faktor dalam menjalankan roda rumah tangga. Sebab, banyak orang yang hartanya melimpah ruah. Ekonominya tingkat tinggi, tapi mereka cera-berai juga rumah tangganya. Seorang teman saya mengatakan, di Kanada banyak rumah tangga yang berantakan padahal mereka orang-orang kaya.

Kedua, kurang siapnya pernikahan. Tidak sedikit di daerah saya orang yang baru menikah, tidak lama cerai kembali. Memahami karakter pasangan, menerima kekurangan dan mensyukuri kelebihan merupakan bagian dari pondasi rumah tangga. Ketidak siapan untuk menerima pasangan dengan berbagai perbedaan yang ada dalam dirinya merupakan bibit keretakan rumah tangga.

Ketiga, komunikasi. Kesalahan dalam mempersepsi pesan yang disampaikan pasangan bisa menyebabkan perselisihan dan mungkin berujung pada pertengkaran serta perceraian. Wujud dan ekspresi dalam komunikasi seperti, kerasnya suara, intonasi dan jenis kata yang dipakai bisa menyebabkan konflik keluarga.

Keempat, kurangnya ilmu. Ilmu adalah cahaya dalam kehidupan setiap orang. Kurangnya ilmu akan membawa kegelapan dalam mengarungi hidup termasuk bahtera rumah tangga. Guru kita KH. Abdulah Gym Nastiar menyatakan dalam ceramahnya, “ keretakan rumah tangga diakibatkan kurangnya ilmu”. Sederhananya pertambahan waktu, usia serta anak tidak seimbang dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan.

Tips Keharmonisan
Menjaga keharmonisan rumah tangga merupakan hal yang susah-susah mudah. Tidak sedikit pasangan suami istri yang sudah menikah kemudian harus mengakhiri dengan perceraian. Di kalangan public figure, kehidupan perkawinan pun sangat rentan dengan perceraian. Hingga keharmonisan rumah tangga ini menjadi topik acara Hidup Sehat Alami di Metro TV.

Sesulit apapun dalam membangun rumah tangga harmonis tetap harus kita perjuangkan. Nilai manfaat nya sangat besar bagi keluarga. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membangun keharmonisan rumah tangga: Pertama, Utamakan Allah. Allah yang menentukan segalanya. Kekuatan yang kita miliki merupakan anugrah dari-Nya. Mintalah pertolongan dan bimbingan dalam mengarungi samudra rumah tangga.

Kedua, prioritaskan keluarga dari aktivitas lainnya. Keretakan rumah tangga bisa juga berawal dari sikap memprioritaskan yang lain seperti pekerjaan. Walau pekerjaan sebagai tonggak kekutan rumah tangga, tapi memprioritaskan rumah tangga itu lebih penting.

Ketiga, bangun komunikasi yang baik. Komunikasi adalah segalanya. Berbagai permasalahan yang menjadi benih perselisihan dalam rumah tangga dapat diselesaikan dengan komunikasi yang baik.

Keempat, jangan membesar-besarkan permasalahan yang kecil. Aa Gym sering mengatakan permasalahan kecil yang di besar-besarkan akan membuat kita gelisah. Permasalahan kecil dalam rumah tangga sikapi dengan ketenangan. Mohon kepada Allah agar diberikan kekuatan dalam menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi.

Kelima, atur waktu aktivitas. Dua puluh empat jam dalam sehari harus dapat dibagi dengan baik. Kapan waktu untuk pasangan kita, anak, kerja, istirahat, belajar dan lain-lain. Atur dengan baik untuk menjaga kelangsungan rumah tangga.

Terakhir, marilah kita memohon kepada Allah agar Dia memperbaiki kondisi rumah tangga kita, dan agar memberikan taufik serta bimbingan dalan mewujudkan keluarga sakinah mawwadah warahmah. Sesungguhnya Dia adalah Pemegang segala urusan dan Maha Kuasa untuk melakukan semua itu. Wallahu a’lam bis shawab. (Suhendi)