Ketahuilah 10 Perkara Fitrah Manusia
DAARUTTAUHIID.ORG – Fitrah adalah penciptaan yang Allah ciptakan bagi para hamba-Nya, dan Allah menjadikan mereka memiliki fitrah tersebut, yaitu cinta pada kebaikan dan mendahulukannya, membenci keburukan dan mencegahnya.
Allah menciptakan fitrah mereka lurus dan siap menerima segala kebaikan, ikhlas kepada Allah, dan senantiasa mendekat diri kepada-Nya.
عن عائشة رضي الله عنها مرفوعاً: «عَشْرٌ من الفِطْرة: قَصُّ الشَارب، وإعْفَاء اللِّحْية، والسِّواك، وَاسْتِنْشَاقُ الماء، وقص الأظْفَار، وغَسْل البَرَاجِم، ونَتْف الإبْط، وحلق العَانة، وانْتِقَاصُ الماء» قال الراوي: ونَسِيْتُ العاشرة إلا أن تكون المَضْمَضَة. قال وكِيع – وهو أحد رواته – انْتِقَاص الماء: يعني الاسْتِنْجَاء .قَالَ مُصْعَبٌ وَنَسِيتُ الْعَاشِرَةَ إِلَّا أَنْ تَكُونَ الْمَضْمَضَةَ
“Ada sepuluh macam fitrah, yaitu memotong kumis, memelihara jenggot, bersiwak, istinsyaq (menghirup air ke dalam hidung,-pen), memotong kuku, membasuh persendian, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, istinja’ (cebok) dengan air.” Zakaria berkata bahwa Mu’shob berkata, “Aku lupa yang kesepuluh, aku merasa yang kesepuluh adalah berkumur.” (HR. Muslim no.261, Abu Daud no. 52, At Tirmidzi no. 2906, An Nasai 8/152, Ibnu Majah no. 293)
Allah menjadikan syariat fitrah dua macam:
Pertama, mensucikan hati dan ruh, yaitu iman kepada Allah dan cabang-cabangnya, seperti takut, pengharapan, cinta, dan taubat kepada-Nya.
Fitrah ini membersihkan jiwa, membersihkan hati dan menumbuhkannya, menghilangkan segala sifat tercela darinya, dan menghiasinya dengan akhlak mulia. Semua ini kembali pada dasar-dasar iman dan amalan-amalan hati.
Kedua, fitrah yang kembali pada kesucian dan kebersihan lahir serta mencegah kotoran darinya. Jumlahnya ada sepuluh.
Semuanya bagian dari kebaikan agama Islam, karena seluruhnya adalah membersihkan anggota tubuh dan menyempurnakannya, agar kesehatannya menjadi sempurna dan siap melaksanakan apa yang diinginkan darinya.
Berkumur dan memasukkan air ke hidung keduanya disyariatkan dalam bersuci dari hadas kecil dan besar menurut kesempatan ulama.
Keduanya adalah dua fardhu dalam menyucikan dan membersihkan mulut dan hidung, karena mulut dan hidung sering terkena kotoran dan asap atau semisalnya, sehingga dia butuh dibersihkan.
Demikan pula bersiwak bermanfaat untuk membersihkan mulut, karena siwak adalah “pembersih mulut dan mendapatkan ridha Allah.”
Oleh karenanya ia disyariatkan pada setiap waktu, dania lebih ditekankan pada saat berwudhu, shalat, bangun tidur, mulutberbau, gigi berwarna kuning, dan semisalnya.
Mencukur kumis atau memendekkannya hingga bibir terlihat. Hal itu adalah bentuk kebersihan dan menjaga dari kotoran yangkeluar dari hidung.
Karena rambut kumis bila menjulur sampai bibirakan terkena makanan atau minuman, serta memperburuk wajahdengan ukuran panjangnya, meski hal itu dipandang baik oleh orang yang tidak mempedulikannya.
Ini berbeda dengan jenggot, karena Allah menjadikannya sebagai ketenangan dan ketampanan kaum lelaki. Oleh karena itu ketampanannya akan tetap terlihat di usia tuanya dengan jenggot yang ada padanya.
Orang yang mencukurnya dinilai telah berbuat durhaka kepada Rasulullah. Wajahnya akanterlihat buruk dan ketampanannya akan memudar, khususnya jika telah memasuki usia tua.
Dia laksana wanita tua yang telah memasuki usia senja dimana kecantikannya telah pudar, meski diwaktu mudanya menjadi wanita paling cantik.
Ini semua dapat kita saksikan, tetapi kebiasaan dan tradisi buta telah memandang buruk suatu kebaikan dan memandang baik suatu keburukan.
Memotong kuku, mencabut bulu ketiak, dan membasuhruas-ruas jari, ini untuk membersihkan lipatan-lipatan tubuh yang menyimpan kotoran.
Sedangkan istinja’ – membersihkan kotoran pada dua jalankeluar dengan air atau batu- merupakan keharusan dan syarat bersuci.
Dengan demikian engkau telah mengetahui bahwa semua perkara ini adalah menyempurnakan lahir manusia, mensucikannya, membersihkannya dan menvegahnya dari hal-hal yang berbahaya dan buruk. Wallahu a’lam bishowab.
Redaktur: Wahid Ikhwan
___________________________