Khusu’ Dalam Shalat Merupakan Kunci Terkabulnya Do’a

DAARUTTAUHIIID.ORG | Shalat merupakan ibadah utama yang harus ditunaikan oleh seorang muslim. Namun, seringkali shalat hanya dianggap sekadar kewajiban yang harus dilaksanakan tanpa terlalu memikirkan makna dan ketenangannya.

Shalat yang dilakukan dengan penuh ketenangan dan kekhusyukan akan memberikan dampak yang luar biasa, termasuk doa cepat dikabulkan. Salah satu kunci untuk mempercepat doa dikabulkan ialah dengan melakukan sholat dalam keadaan tenang.

Doa yang cepat dikabulkan adalah doa yang didahului dengan ketenangan dalam sholat, yang disebut dengan tumaninah. Shalat bukanlah kegiatan yang dilakukan dengan terburu-buru, melainkan sebagai sarana untuk meraih ketenangan batin.

Abdullah bin Muhammad al-Hanafiyah dan ayahnya mengunjungi seorang kerabat dari kalangan Anshar yang sedang sakit. Ketika tiba waktu sholat, ayahnya meminta air wudhu dengan alasan agar bisa sholat dan merasa tenang. Saat itu, orang-orang yang ada di sekitar mereka merasa heran, karena baru pertama kali mendengar ucapan seperti itu.

Abdullah bin Muhammad al-Hanafiyah menyampaikan bahwa ia mendengar Nabi Muhammad Shallallahu‘’alaihi wassalam pernah mengucapkan kalimat serupa kepada Bilal, yaitu agar mengumandangkan adzan untuk menenangkan hati orang-orang yang hendak shalat.

“Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam berkata, ‘Bangunlah, wahai Bilal, tenangkanlah kami dengan sholat”

Kisah tersebut menunjukkan betapa pentingnya sholat yang dilakukan dengan penuh ketenangan dan penghayatan. Dalam shalat yang khusyuk, seorang muslim dapat merasakan kedamaian dan ketenangan batin yang akan memperkuat doa mereka.

Dalam kitab al-Jazari yang ditulis oleh Ad-Dahwlawi menyampaikan dua pendapat mengenai sabda Rasulullah tentang shalat. Pertama, sholat adalah cara untuk menenangkan hati setelah melaksanakan kewajiban.

Shalat yang dilaksanakan dengan penuh tumaninah (ketenangan hati), maka ketenangan itu akan mengalir dalam doa yang dipanjatkan. Doa yang dilantunkan dalam keadaan tenang dan khusyuk lebih mungkin dikabulkan oleh Allah Ta’ala.

Dalam perspektif Islam, shalat tidak hanya sebuah ritual fisik, tetapi juga mempunyai dimensi spiritual yang mendalam. Shalat adalah waktu untuk mengistirahatkan diri dari hiruk-pikuk duniawi dan menghadap Allah dengan penuh keikhlasan.

Dalam keheningan seorang muslim diajak untuk muhasabah dan merenung, memohon ampunan, serta memperkuat hubungan dengan Sang Pencipta. (Arga)