Kiat agar Tawadhu

Untuk menjadi pribadi yang tawadhu perlulah dilatih dan dibiasakan. Harus ada mujahadah agar hati kita terampil menjauhkan diri dari bibit-bibit kesombongan dan menenggelamkannya pada telaga ketawadhuan.

Yakin Allah Mahakuasa

Seperti yang KH. Abdullah Gymnastiar bahas dalam Tawadhu: Jalan Kemuliaan Sejati, berikut beberapa kiat yang bisa dijadikan ikhtiar untuk menjadi pribadi yang tawadhu. Pertama, yakin Allah Mahakuasa. Kalau kita ditakdirkan memiliki keberuntungan yang lebih baik dari orang lain, jika kita ditakdirkan memiliki kecerdasan, atau jabatan, popularitas, harta kekayaan di atas orang lain, maka yakinlah bahwa semua itu tiada lain adalah tanda kekuasaan Allah. Bagaimana keadaan kita hari ini, tiada lain adalah terjadi karena atas izin Allah Ta’ala. Segala yang kita miliki sekecil apa pun itu merupakan karunia dari Allah.

Yakin seperti ini adalah urusan yang sangat mendasar dan perlu ditanamkan di dalam hati kita. Ini adalah bagian dari tauhid yang lurus dan bersih jika kita sudah memiliki keyakinan ini secara kuat dalam hati kita. Allah Ta’ala berfirman:

۞ وَعِنْدَهٗ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ اِلَّا هُوَ ۗ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۗ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَّرَقَةٍ اِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِيْ ظُلُمٰتِ الْاَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَّلَا يَابِسٍ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ ﴿الأنعام : ۵۹

Artinya: “Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. al-An’am [6]: 59).

Bahkan sehelai daun yang gugur jatuh ke atas tanah, di dalam hutan belantara yang belum pernah terjamah tangan manusia pun, itu terjadi atas pengetahuan Allah Ta’ala. Tidak ada harta yang kita punya selain karunia dari Allah. Allah Maha Berkehendak untuk mengambilnya kembali kapan pun Dia mau. Kita hanyalah makhluk lemah yang Allah ciptakan, dan Allah titipi dengan berbagai karunia yang luar biasa.

Yakin Akan Kelebihan dan Kekurangan Setiap Orang

Kedua, yakin setiap orang punya kelebihan dan kekurangan. Tawadhu adalah pekerjaan hati yang buahnya tecermin pada ucapan dan perbuatan kita. Jika kita sadar bahwa Allah Ta’ala memberikan kelebihan dan kekurangan kepada setiap orang, maka akan mudah bagi kita untuk tawadhu. Setiap orang, sekuat apa pun, sekaya apa pun, ternyata ia tidak bisa hidup tanpa orang lain. Ia senantiasa membutuhkan keterlibatan orang lain.

Boleh jadi ada orang mampu dalam satu urusan, tapi tidak punya kemampuan dalam urusan yang lain. Jika kita sadar bahwa setiap orang punya kelebihan dan kekurangan, setiap orang saling membutuhkan satu sama lain, maka kita akan mudah untuk tawadhu. Seorang pejabat tinggi tidak bisa bekerja dengan maksimal tanpa bantuan dari orang lain yang jabatannya lebih rendah.

Jabatan hanyalah episode hidup yang pasti Allah pergilirkan di antara manusia. Sedangkan ketawadhuan akan membuat seseorang tetap pada kedudukan sebagai pribadi yang mulia tanpa melihat tinggi atau rendah jabatannya. Rasulullah saw bersabda, ...dan tidak ada orang yang tawadhu karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. muslim). (Gian)