Kisah Nenek Adhe, Wakafkan Hartanya untuk Mendiang Orangtua

DAARUTTAUHIID.ORG | BANDUNG – Berwakaf adalah menabung untuk akhirat, harta tidak bisa kita bawa yang dapat di bawa hanyalah amal.

Hal itu dikatakan Ade Tjutju Huzaemah pada event gathering wakif DT (2/9/2023) lalu, di hotel Courtyad by Marriott, Jl. Ir.H. Juanda No.33, Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung.

Sadar akan kehidupan yang akan berakhir di dunia ini, Ade rutinkan berwakaf sebagai bekal menuju akhirat kelak.

Pahala jariyah yang dijanjikan dalam berwakaf telah menggerakkan hati Ade untuk turut andil menabung investasi akhirat ini.

Menjadi alumni haji DT pada 2001, membuat Ade cukup mengenal DT dan mempercayai pengelolaan wakaf DT.

“Saya percaya karena saya telah mengenal DT sejak lama,” ujar Adhe.

Meski telah lama ditinggalkan orang tua, tak membuat bakti Ade meluntur. Ia berazam untuk mewakafkan harta yang dimilikinya atas nama orang tua.

“Harta yang ibu miliki adalah warisan dari orang tua, mereka ngga bisa menikmatinya, mudah-mudahan Allah memberikan tempat disisiNya untuk menikmati pahala jariyah dari harta yang mereka wariskan,” tutur Adhe.

Di usianya yang telah senja, Adhe tak lagi perlu berlelah-lelah datang ke lembaga wakaf DT untuk menyalurkan wakafnya.

Tim wakaf DT secara rutin mengunjunginya dan keluarga untuk bersilaturahim sekaligus membantu Ade dan keluarga untuk menyalurkan wakaf.

Selain itu, era digitalisasi saat ini pun sangat membantu Ade untuk beramal sholih. Hanya dengan hitungan menit, Adhe mampu menyalurkan pahala jariyahnya kepada lembaga Wakaf DT.

“Dulu sebelum ada grup wa, kalau punya rezeki saya langsung ke DT, sekarang setelah ada grup, saya suka menyalurkan wakaf di grup wa wakif DT,” ungkap Ade.

Dikesempatan itu, Ade berpesan, berwakaf itu baik untuk tabungan akhirat kita, harta itu tidak bisa kita bawa, yang bisa kita bawa cuma amalan. Sebaiknya harta itu kita amalkan untuk bekal akhirat nanti. (Noviana)

Redaktur: Wahid Ikhwan


DAARUTTAUHIID.ORG